kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.649   -57,00   -0,34%
  • IDX 8.061   -62,18   -0,77%
  • KOMPAS100 1.116   -6,99   -0,62%
  • LQ45 794   -8,46   -1,05%
  • ISSI 281   -0,59   -0,21%
  • IDX30 416   -5,26   -1,25%
  • IDXHIDIV20 474   -4,96   -1,04%
  • IDX80 123   -1,09   -0,88%
  • IDXV30 132   -1,66   -1,24%
  • IDXQ30 131   -1,19   -0,90%

Soal Permintaan Akses Mineral Kritis dari AS, Menteri Bahlil: Masih Omon-Omon


Selasa, 12 Agustus 2025 / 11:34 WIB
Soal Permintaan Akses Mineral Kritis dari AS, Menteri Bahlil: Masih Omon-Omon
ILUSTRASI. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap bahwa permintaan Amerika Serikat (AS) terkait akses mineral kritis Indonesia masih berada pada tahap pendekatan atau lobi, tanpa adanya kesepakatan resmi.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap bahwa permintaan Amerika Serikat (AS) terkait akses mineral kritis Indonesia masih berada pada tahap pendekatan atau lobi, tanpa adanya kesepakatan resmi.

“Masih omon-omon, masih lobi-lobi,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/8/2025).

Baca Juga: Serapan B40 Semester I-2025 Capai 6,8 Juta KL, Bahlil Optimistis Target Tercapai

Pernyataan ini menegaskan bahwa pembicaraan dengan AS merupakan kelanjutan dari negosiasi tarif resiprokal yang masih dalam tahap awal.

Sebelumnya, pada acara International Battery Summit (IBS) 2025, Selasa (5/8/2025), Bahlil sempat menyatakan bahwa Indonesia membuka peluang bagi negara manapun, termasuk AS, untuk mengakses mineral kritis asal Indonesia.

Namun, akses tersebut hanya diberikan jika negara tersebut bersedia berinvestasi langsung di tanah air.

“Kemarin saat negosiasi soal tarif, ada keinginan dari AS terkait akses mineral kritis. Saya bilang, kita kasih. Sama seperti negara lain, tinggal datangkan investornya, saya siapkan tambangnya. Bisnisnya sama. Equal treatment, tidak ada pembedaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan komitmennya untuk memfasilitasi negara mana pun yang serius ingin membangun ekosistem hilirisasi mineral di Indonesia, khususnya dalam industri baterai kendaraan listrik.

Baca Juga: Revisi RKAB untuk Batubara Jadi Senjata Menteri Bahlil Hadapi Penurunan Harga Global

“Saya berjanji, kalau ada pihak yang mau membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, saya sendiri yang akan mengurusnya, tanpa membeda-bedakan negara mana pun,” tambahnya.

Sebagai informasi, jenis-jenis mineral kritis yang ada di Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 296.K/MB.01/MEM.B/2023.

Dalam keputusan tersebut tercatat 47 komoditas mineral, termasuk bauksit, nikel, litium, pasir besi, logam tanah jarang, pasir kuarsa, seng, tembaga, timah, dan titanium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×