Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengesahan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) masih terganjal. Hal itu lantaran Chevron, sebagai operator dan pemegang saham mayoritas di blok tersebut belum memberikan revisi terbaru atas PoD Proyek IDD.
Pihak Chevron Pacific Indonesia pun buka suara. Manager Corporate Communication Chevron Pacific Indonesia, Sonitha Poernomo mengatakan, melalui Chevron Rapak Ltd (CRL) saat ini pihaknya sedang mengerjakan opsi untuk memajukan pengembangan proyek IDD.
Baca Juga: Soal divestasi saham yang akan diserap MIND ID, Vale: Akan ada diskusi minggu ini
Sayangnya, Sonitha enggan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai opsi yang dimaksud. Sebab, Sonitha menyebut bahwa keputusan tersebut belum final. "CRL sedang mengerjakan opsi untuk memajukan pengembangan proyek IDD ke depan. Pada tahap ini belum ada keputusan akhir," kata Sonitha kepada Kontan.co.id, Selasa (8/10).
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman sebelumnya mengungkapkan, revisi PoD IDD masih menunggu mekanisme yang tengah disiapkan Chevron untuk keberlangsungan proyek migas laut dalam ini. "Lagi mencari mekanisme lain agar IDD jalan, itu yang kita ketahui," ujar Fatar saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/10).
hanya saja, Fatar tak menjelaskan secara detail mekanisme yang dimaksud. Hanya saja, Fatar mengatakan bahwa mekanisme tersebut salah satunya dapat berupa perubahan konsorsium perusahaan yang akan menggarap proyek IDD, atau dengan mengubah kembali konsep pengembangan IDD.
"Salah satu caranya, mekanisme lain itu bisa saja perubahan konsorsium. Bisa juga konsep pengembangannya diubah lagi," sambung Fatar.
Baca Juga: MHPS fokuskan instalasi teknologi pada sejumlah proyek pembangkit
Sementara itu, mengenai perubahan komposisi konsorsium atau apakah akan ada perusahaan yang keluar dari konsorsium tersebut, Fatar masih enggan buka suara. Fatar bilang, hal itu lantaran Chevron belum menjelaskan secara rinci kepada SKK Migas soal kemungkinan tersebut.
"Mereka tidak merinci cara-cara lain seperti apa. Chevron belum mengeluarkan realese-nya, jadi kita belum tahu," ungkap Fatar.
Dalam proyek IDD ini, Chevron bertindak sebagai operator dan pemegang saham mayoritas sebesar 63%. Chevron menggarap proyek migas di laut dalam ini bersama dengan mitra lainnya, yaitu Eni, Tip Top, Pertamina Hulu Energi dan para mitra Muara Bakau.
Saat dimintai konfirmasi mengenai hal tersebut, sayangnya pihak Chevron masih enggan untuk buka suara. "Sesuai kebijakan, kami tidak dapat memberikan detail diskusi mengenai proyek ini," ungkap Sonitha.
Baca Juga: Tertekan harga, produksi batubara tahun ini diprediksi mencapai 530 juta ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News