kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Socfindo rilis benih premium anyar


Jumat, 06 Desember 2013 / 08:24 WIB


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. PT Socfin Indonesia (Socfindo) merilis benihbaru yang dinamakan MT Gano. Berbeda dengan benih sawit milik Socfindo lainnya, harga benih MT Gano dipatok lebih mahal yakni Rp 18.000 per kecambah. Biasanya, Socfindo menjual benih sawit di level harga Rp 10.000 dan Rp 13.000 per kecambah untuk bibit pre nursery.


Eko Dermawan, Seed Sales & Marketing Manager Socfindo mengatakan benih sawit anyar ini, harganya mahal karena benih ini unggul dari semua benih sawit yang diproduksi Socfindo. Benih sawit MT Gano ini tahan terhadap penyakit Ganoderma (penyakit busuk pangkal batang).


"Potensi produktivitasnya standar hanya 31 hingga 40 ton tandan buah segar (TBS) per hektare (ha) per tahun," ujar Eko belum lama ini di Bandung.
Menurut Eko, benih sawit jenis ini cocok digunakan untuk lahan replanting generasi kedua atau generasi ketiga. Sebab, penyakit Ganoderma akan muncul ketika usia tanaman sudah tua. Kerugian penyakit Ganoderma, selain menyebabkan kematian pada pohon sawit. Ganoderma yang menyerang tanaman membuat berat batang tanaman menjadi berkurang yang pada akhirnya membuat tanaman menjadi tidak berbuah.


Di tahun ini, Socfindo akan menjual benih MT Gano sebanyak 1 juta kecambah. Di tahun depan, penjualan benih MT Gano akan ditingkatkan menjadi 1,5 juta sampai 2 juta kecambah. Untuk kapasitas terpasang produksi benih MT Gano sebanyak 2 sampai 3 juta kecambah.


Eko menambahkan, penjualan benih sawit milik Socfindo secara keseluruhan di tahun ini tak sekinclong tahun lalu. Di tahun lalu, Socfindo berhasil menjual benih sawit sebanyak 45 juta kecambah. Eko memperkirakan sampai akhir tahun ini, penjualan benih Socfindo turun 33,33% menjadi hanya sekitar 30 juta kecambah. Padahal, di awal tahun, Socfindo menargetkan penjualan benih sawit sebanyak 35 juta kecambah.


Menurut Eko, penurunan penjualan benih sawit disebabkan oleh harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus tergelincir turun. Sehingga, beberapa perusahaan kebun sawit harus mengerem ekspansi kebunnya. Sehingga pembelian terhadap benih sawit juga ikut berkurang.
"Selain harga, ketersediaan lahan untuk (penanaman) kelapa sawit juga makin terbatas," tambah Eko.


Selain penurunan penjualan di pasar domestik, penjualan benih Socfindo untuk pasar ekspor juga turun. Jika tahun lalu porsi ekspor sebesar 10% dari total seluruh penjualan benih, "Tahun ini porsi ekspor turun hanya menjadi 7% sampai 8%," ujar Eko tanpa menyebutkan secara rinci berapa nilai penjualan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×