Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis jasa angkutan minyak dan gas bumi (migas) milik PT Soechi Lines Tbk sepertinya tak pernah lesu. Sampai akhir kuartal I kemarin, perusahaan yang tercatat dengan kode emiten SOCI ini sudah mengantongi kontrak sewa kapal sekitar US$ 239 juta.
Alhasil, seluruh angkutan migas Soechi Lines sebanyak 35 kapal tengah beroperasi. "Kargo yang kami bawa untuk keperluan konsumsi, jadi sifatnya terus-menerus," jelas Paula Marlina, Direktur PT Soechi Lines Tbk, kepada KONTAN, Minggu (10/4).
Menurutnya, harga minyak dunia yang melesu tak mempengaruhi bisnis Soechi Lines secara signifikan. Sebab, mayoritas pekerjaan angkutan minyak SOCI berasal dari PT Pertamina. Paula memerinci, secara garis besar sekitar 50% pekerjaan angkutan migas perusahaan pelayaran ini berasal dari Pertamina.
Baru sisanya dari perusahaan migas multinasional lainnya. Meski semua kapal sudah penuh beroperasi, Soechi Lines untuk saat ini masih belum punya rencana menambah jumlah armada kapal pengangkut.
Namun, manajemen perusahaan ini tidak menampik bila ada peluang untuk membeli kapal angkutan anyar. Asalkan SOCI melihat perkembangan bisnis migas di lapangan semakin membaik. Yang jelas, beberapa kapal baru yang dibeli Soechi Lines tahun lalu sudah beroperasi.
Catatan saja, tahun lalu, SOCI menambah lima armada kapal barang. Proyek Kemhub Sementara untuk bisnis galangan kapal, menurut Paula, Soechi Lines tengah menggarap pesanan tiga kapal dari Kementerian Perhubungan (Kemhub), yang diperoleh akhir tahun lalu.
Ketiga kapal tersebut terdiri dari dua unit kapal navigasi dan satu unit kapal perintis. Nilai kontrak pengerjaan untuk ketiga kapal tersebut mencapai Rp 279 miliar. Paula menghitung, untuk mengerjakan konstruksi perakitan ketiga kapal pesanan tersebut bakal memakan waktu sampai dua tahun.
"Itu periode yang kami butuhkan," katanya. Sayang, Paula tidak membeberkan target proyek perbaikan kapal SOCI berikutnya setelah proyek dari Kemhub tersebut. Dari catatan KONTAN, perusahaan ini juga tengah menyelesaikan pembuatan kapal pesanan Pertamina yang didapat tahun lalu.
Saat itu, Soechi mendapat pesanan empat kapal dari perusahaan pelat merah tersebut dan satu sudah dikerjakan. Sedangkan tiga sisanya bakal diselesaikan tahun ini. Nah, meski laju bisnis perusahaan ini relatif stabil, manajemen SOCI tetap mematok target bisnis konservatif sampai akhir tahun ini.
Maklum, ini terkait dengan kondisi ekonomi makro yang belum bergulir kencang. Manajemen perusahaan ini mematok pertumbuhan pendapatan antara 10% sampai 15% di akhir tahun ini. Sebanyak 80% berasal dari bisnis penyewaan kapal yang menjadi andalan perusahaan ini.
Sisanya, 20%, berasal dari bisnis galangan kapal. Sementara untuk kinerja sepanjang 2015, pendapatan SOCI tercatat tumbuh 11,3% menjadi US$ 141,83 juta, dari US$ 121,47 juta pada 2014.
Perinciannya, sebesar US$ 113 juta berasal dari bisnis pelayaran dan sisanya US$ 29 juta dari usaha galangan kapal. Alhasil, laba perusahaan ini tahun lalu juga naik 23% menjadi US$ 40,95 juta. Menurut Paula, hasil tersebut tidak terlepas dari tingkat utilitas kapal milik perusahaan yang tinggi atau banyak tersewa tahun lalu.
Tambahan berikutnya, SOCI juga mendapat proyek pengerjaan delapan kapal yang tengah dikerjakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News