Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Nama PT Sofyan Hotels bisa dibilang tenggelam dibandingkan dengan perusahaan bisnis hotel lain. Namun, tahun depan, bisa jadi tonggak bangkitnya perusahaan rintisan Sofyan Ponda, alias kakek dari artis Marshanda itu. Untuk pertama kalinya, Sofyan Hotels akan melebarkan bisnis hotel ke mancanegara, yakni Jepang.
Namun, di Negeri Sakura itu, Sofyan Hotels tak akan membangun atau mengelola hotel. Perusahaan itu akan mengawali keberuntungan bisnis di Jepang dengan menjadi konsultan bisnis hotel berpinsip syariah. Asal tahu saja, Sofyan Hotels ganti haluan dengan menerapkan prinsip syariah dalam menjalankan bisnis hotel sejak 1992.
Perencanaan Sofyan Hotels begini, di tahun pertama atau 2015, perusahaan itu menargetkan menggandeng 50 mitra hotel lokal untuk memperoleh sertifikat halal dengan nilai kurang lebih US$ 300.000.
Lantas pada tahun kedua, Sofyan Hotels berharap bisa mengelola satu hotel dengan Hilal-1. Adapun lokasi perdana bidikan perusahaan itu adalah Nagano dan Tokyo.
Hilal adalah penggolongan hotel syariah yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Syariah. Hilal-1 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria Usaha Hotel Syariah untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim.
Ada pula Hilal-2, yakni penggolongan untuk Usaha Hotel Syariah yang dinilai memenuhi seluruh Kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim. Sederhananya, penerapan prinsip syariah pada Hilal-2 lebih detail.
Sofyan Hotels memiliki pertimbangan khusus memilih Jepang. Riyanto Sofyan, Chairman Sofyan Hotels mengatakan, setiap tahun, wisatawan Indonesia menghabiskan sekitar US$ 7 miliar berlibur ke Jepang. Sofyan Hotels melihat itu sebagai potensi pasar menjanjikan.
Hanya saja, penerapan prinsip syariah di Jepang akan sedikit berbeda dari yang diakukan Sofyan Hotels di Tanah Air. "Jepang itu sebenarnya hospilitality-nya unik. Jadi di sana enggak mungkin fully Hilal-2. Mungkin hanya Hilal-1,” beber Riyanto, pekan lalu.
Mengelola apartemen
Namun, Jepang bukan menjadi satu-satunya negara tujuan ekspansi. Pada 2016, Sofyan Hotels memastikan bakal merangsek pasar properti di Malaysia melalui pengelolaan apartemen syariah.
Perusahaan itu sudah meneken kerjasama dengan pengusaha lokal Malaysia dan mengantongi kontrak pengelolaan apartemen di Malaka. "Nilai kontraknya sekitar 60 juta ringgit atau sekitar Rp 200 miliar kalau dirupiahkan,” ujar Riyanto.
Dibandingkan dengan Jepang, Riyanto mengakui jika perusahaannya akan mendapat tantangan lebih besar di Negeri Jiran itu. Pasalnya penerapan properti syariah sudah familier di negara itu. Namun, berbekal penerapan bisnis syariah selama dua dekade, Riyanto optimistis bisa memikat pasar Malaysia.
Jika dua ekspansi ke luar negeri itu terwujud, perusahaan itu berencana melepas saham ke publik pada 2017. "Rencana kami akan melepas sekitar 30% saham," ujar Riyanto tanpa menyebutkan kisaran dana yang mungkin diraup perusahannya.
Sebagai informasi, Sofyan Hotels sempat tercatat di pasar saham yang dulu bernama Bursa Efek Jakarta sejak 1989. Namun pada tahun 2003, perusahaan itu lantas kembali menjadi perusahaan privat.
Saat ini Sofyan Hotels sudah memiliki 19 hotel. Pada enam hotel diantaranya, Sofyan Hotels hanya menjadi pengelola hotel. Perusahaan itu juga bakal menambah pengelolaan empat hotel, yakni Al Baity Aeropolis di Banten dan Sofyan Premiere Al Hamra di Nusa Tenggara Barat. Dua sisanya ada di Ujung Pandang, yakni Rachmad Residences dan Sofyan Premiere.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News