Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mengatasi kelangkaan stok bahan bakar minyak (BBM), empat pemilik stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta akhirnya menggandeng PT Pertamina.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, 4 SPBU swasta akan membeli base murni Pertamina untuk pemenuhan BBM.
Bahlil bilang, kesepakatan sudah dihasilkan setelah dilakukan rapat bersama di Kementerian ESDM pada Jumat (19/9/2025).
"Hari ini saya didampingi oleh Pak Wamen, kemudian Dirut Pertamina, Pak Simon, Dirut Patra Niaga, Pak Ega dan dari KPI, kemudian dari teman-teman berlaku usaha swasta dari VIVO, dari Shell, BP-AKR, dan dari Exxon," ungkap Bahlil.
Pertama, kesepakatan terkait dengan kolaborasi dengan Pertamina, artinya BBM tambahan akan diimpor melalui sisa kuota Pertamina tahun ini.
Baca Juga: Pertamina Pastikan Tak Cari Untung dari Penjualan BBM ke SPBU Swasta
"Yang pertama adalah mereka setuju dan memang harus setuju untuk beli di kolaborasi dengan Pertamina," ungkap Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (19/9/2025).
Lebih lanjut, mengenai spek. Para pemilik SPBU swasta akan membeli crude oil atau BBM mentah dari Pertamina.
Karena cadangan BBM Pertamina sudah di blending sesuai dengan kebutuhan Pertamina, maka pemerintah akan mengimpor BBM tambahan melalui sisa volume impor tahun ini.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter. Hal itu dianggap cukup untuk memenuhi tambahan alokasi bagi SPBU swasta hingga Desember 2025 yang sebanyak 571.748 kiloliter.
"Syaratnya adalah harus berbasis base fuel, artinya belum dicampur-campur. Jadi barangnya itu ibarat bikin teh, kalau yang awalnya itu Pertamina mau jual sudah jadi teh, sekarang air panas saja," jelas Bahlil.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Ungkap SPBU Swasta Mulai Kaji Pembangunan Kilang Minyak
Kedua, perusahaan SPBU swasta dengan PT Pertamina akan membentuk surveyor bersama untuk memastikan kualitas BBM yang diimpor.
"Yang kedua adalah, agar tidak ada dusta di antara kita menyangkut kualitas, juga disepakati untuk melakukan dengan joint surveyor," katanya.
"Jadi, sebelum barang belum berangkat, ada surveyor yang sama-sama disetujui di sana untuk dilakukan," tambahnya.
Ketiga adalah terkait dengan harga BBM yang dibeli dari Pertamina, harga akan sesuai dengan harga impor awal, alias tidak ada kenaikan.
"Yang ketiga juga menyangkut dengan harga. Kita ingin, pemerintah ingin, sekalipun Pertamina yang diberikan tugas, tetapi kita juga ingin harus fair," ungkapnya.
Baca Juga: Empat SPBU Swasta Sepakat Beli BBM Murni dari Pertamina
"Gak boleh ada yang dirugikan. Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli," tambah Bahlil.
Keempat, terkait waktu pelaksanaan kerjasama ini yang berkaitan dengan impor ini akan dimulai pada Jumat (19/09/2025) dan akan tiba di Indonesia dalam jangka waktu 7 hari.
"Dan kalau ditanya mulai kapan ini berjalan? Mulai hari ini, sudah dibicarakan. Nanti harus dilanjutkan dengan rapat teknis, stoknya, dan kemudian insyaallah pada lambat 7 hari, barang boleh bisa masuk di Indonesia," pungkas Bahlil.
Selanjutnya: POJK UMKM Belum Pasti Kerek Kredit
Menarik Dibaca: 6 Resep Praktis Berbahan Telur Ala Devina Hermawan, Cuma 5 Menit Siap Santap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News