kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sritex akan masuk bisnis ritel fesyen


Rabu, 11 November 2015 / 21:16 WIB
Sritex akan masuk bisnis ritel fesyen


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) ingin menggapai bisnis hilir untuk mendukung bisnis utama mereka di sektor hulu.

Allan M. Severino, Direktur Keuangan PT Sri Rejeki Isman Tbk mengatakan, pihaknya sedang mengkaji rencana tersebut untuk memperbesar bisnis perusahaan yang bergerak pada bidang tekstil.

Ada dua skema yang akan mereka jalankan untuk bermain bisnis ritel ini. Pertama, Sritex akan mengakuisisi perusahaan fesyen dengan merek ternama di luar negeri. Kedua, perusahaan berkode saham SRIL di pasar modal ini akan mendirikan perusahaan fashion sendiri dengan format bisnis riteler pakaian (fesyen). 

Skemanya, jika Sritex memilih jalan akuisisi maka perusahaan akan memproduksi pakaian di dalam negeri dari pabrik yang sudah ada. Kemudian, perusahaan akan menjual pakaian melalui gerai-gerai merek tersebut. Sedangkan, jika memilih jalan mendirikan perusahaan maka akan membentuk merek dan gerai sendiri.

Saat ini, Allan bilang, pihaknya sedang menjajaki proses untuk akuisisi perusahaan fashion dengan merek ternama di Asia. Sayangnya, ia enggan menyampaikan nama perusahan tersebut dan nilai yang mereka tawarkan. “Ada dua perusahaan yang menawarkan diri untuk menjual merek ternama mereka ke Sritex,” kata Allan, Rabu (11/11).

Perusahaan yang berpusat di Jawa Tengah ini tengah mengincar perusahaan fesyen kelas menengah, karena penjualan pakaian dari kelas menengah ini tinggi dibandingkan pakaian untuk papan atas dengan harga di atas Rp 1 juta per item. Contohnya, perusahaan fashion kelas menengah seperti H&M, Uniqlo, dan Cotton On. 

Allan menambahkan, rencana pendirian bisnis ritel ini membutuhkan waktu dia tahun. Rencananya, tahun 2016 akan finalisasi proyek, dan tahun 2017 akan mulai realisasi. Adapun, perusahaan menyiapkan biaya modal sebesar US$ 86 juta untuk tahun 2016, sebagian modal itu akan digunakan untuk mendirikan bisnis ritel.

Menurutnya, perusahaan ingin menjalankan bisnis ritel ini karena penjualannya sangat potensial. Misalnya, rata-rata konsumen kelas menengah membeli dua pakaian setiap bulan. Nah, jika setiap konsumen melakukan hal yang sama maka bisnis riteler pakaian akan mendongrak ekspansi Sri Rejeki Isman di tahun mendatang. ?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×