Reporter: Bidara Pink | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Standard Chartered Indonesia memprediksi bahwa Bank Indonesia (BI) akan masih tetap menahan suku bunga pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI mendatang.
Hal ini disebabkan oleh tingginya ketidakpastian global akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang masih terus memanas.
bBaca Juga: Pasar wait and see arah suku bunga, IHSG diprediksi melemah lagi Rabu (21/8)
"Suku bunga sementara ditahan untuk menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian global yang meningkat," kata Ekonom Standard Chartered Aldian Taloputra saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (20/8).
Menurut Aldian, daripada menurunkan suku bunga, BI lebih memilih untuk melakukan pelonggaran melalui kebijakan policy mix, seperti kebijakan makroprudensial, Giro Wajib Minimum (GWM), dan likuiditas.
Kebijakan-kebijakan tersebut dinilai cukup akomodatif. Aldian lalu memaparkan bahwa likuiditas sampai saat ini masih terjaga, GWM juga kemarin sudah diturunkan, serta suku bunga pasar uang jangka pendek juga masih dalam tren menurun. Jadi, ini yang menyebabkan masih amannya tingkat suku bunga acuan Indonesia.
Lalu, pada September mendatang, Bank Sentral Amerika (The Fed) akan mengadakan pertemuan. Aldian menuturkan, bila dalam pertemuan itu membuat The Fed menurunkan suku bunga, itu bisa menjadi momentum yang baik bagi BI untuk menurunkan suku bunganya.
Aldian juga memprediksi bahwa masih ada tren penurunan suku bunga dari Bank Indonesia setelah itu. "Kita masih melihat ada penurunan total 50bps hingga kuartal I 2020, jadi berada di angka 5,25%," kata Aldian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News