Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Elnusa Tbk (ELSA) membidik pendapatan sekitar Rp 7 triliun pada tahun 2021.
Direktur SDM & Umum merangkap Direktur Keuangan Elnusa Tenny Elfrida optimistis target pendapatan tersebut dapat dicapai mengingat raihan kontrak yang telah diperoleh hingga paruh pertama tahun ini.
"Kita proyeksikan dengan kontrak on hand, kita optimistis di akhir tahun bisa mencapai di angka Rp 7 triliun," kata Tenny dalam gelaran Public Expose Virtual, Jumat (1/10).
Tenny melanjutkan, optimisme perusahaan dalam mencapai target ini juga ditopang dengan kinerja operasional selama paruh pertama tahun ini.
Baca Juga: Elnusa Petrofin gaet Bank Mandiri berikan layanan pembiayaan agen dan mitra principal
Sepanjang semester I 2021, ELSA membukukan pendapatan sebesar Rp 3,71 triliun atau turun 4,74% year on year (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada semester I 2020 lalu, ELSA membukukan pendapatan sebesar Rp 3,89 triliun.
Adapun, komposisi pendapatan ELSA semester I 2021 ini sebesar 53% dari segmen distribusi dan logistik, 39% dari segmen hulu dan sebesar 8% dari jasa support. Kondisi ini sedikit berbeda dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pendapatan ELSA pada semester I 2020 lalu ditopang oleh segmen hulu sebesar 54% dan distribusi & logistik sebesar 42% serta sisanya 4% dari jasa support.
Direktur Utama ELSA ALi Mundakir menjelaskan, penurunan kontribusi sektor hulu migas dikarenakan dampak pandemi covid-19 yang terjadi sepanjang tahun lalu. Pandemi covid-19 yang berimbas pada fluktuasi harga minyak diakui mempengaruhi tarif sektor migas.
Baca Juga: Harga minyak terangkat, analis rekomendasikan saham-saham ini
Kendati demikian, dengan tren harga minyak yang terus meningkat hingga menembus di atas US$ 70 per barel dalam beberapa waktu terakhir diyakini bakal turut meningkatkan aktivitas hulu migas.
"Dengan meningkatnya aktivitas ini akan meningkatkan kebutuhan services maka otomatis tarif akan bergerak naik," terang Ali.
Tenny menambahkan, hingga tutup tahun nanti komposisi revenue diprediksi tidak bakal mengalami banyak perubahan. Apalagi upaya mendongkrak pendapatan dari sektor non hulu memang jadi strategi ELSA sepanjang paruh pertama tahun ini demi mengantisipasi penurunan aktivitas di hulu migas.
"Tantangan di sisi upstream membuat kami mencari pengganti di distribusi dan logistik untuk tetap bisa maintain kontrak revenue yang baik sehingga terjadi pergeseran komposisi revenue di Elnusa Group," kata Tenny.
Baca Juga: Emiten Migas Tak Lantas Kecipratan Berkah Kenaikan Harga Minyak Dunia
Adapun, kontribusi pendapatan ELSA di semester I 2021 sebesar 76% berasal dari Pertamina dan 24% dari pihak lainnya.
Sementara itu, laba bersih ELSA pada semester I 2021 mencapai Rp 40, 15 miliar atau turun 69,19% yoy. Pada semester I 2020 laba bersih mencapai Rp 130,34 miliar. Hingga tutup tahun nanti, laba bersih ditargetkan dapat terdongkrak dua kali lipat dari raihan paruh pertama tahun ini.
"Kalau lihat dengan proyeksi 6 bulan terakhir melihat ritme operasi kemudian juga tantangan dan pandemi covid yang kita proyeksi belum selesai paling tidak kita proyeksi 6 bulan ini laba bersih akan dua kali dari triwulan 2 kemarin," jelas Tenny.
Selanjutnya: Pertamina: Peralihan saham Elnusa sejalan dengan program restrukturisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News