kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Status anak usaha dalam Holding BUMN infrastruktur masih belum jelas


Selasa, 11 Juni 2019 / 17:00 WIB
Status anak usaha dalam Holding BUMN infrastruktur masih belum jelas


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana pembentukan Holding BUMN Infrastruktur sudah semakin mendekati realisasi. Selain fokus pada holdingisasi di induk, beberapa anak usaha juga masih belum putus nasibnya. Pasalnya, kendati bergerak di infrastruktur perusahaan-perusahaan tersebut juga mendiversifikasi bisnisnya di luar infrastruktur.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) misalnya memiliki ini bisnis lain di luar infrastruktur. ADHI memiliki Adhi Persada Properti, Adhi Persada Gedung, Adhi Commuter Properti dan Adhi Persada Beton. Belum jelas bagaimana nasib anak usaha tersebut dalam holding infrastruktur nantinya.

Sementara, Kementerian BUMN juga tengah menyusun rencana pembentukan Holding BUMN Perumahan dan Pengembangan Kawasan. Belum jelas apakah anak usaha disektor non infrastruktur akan ikut bergabung atau malah di bawah Holding BUMN Perumahan dan Pengembangan Kawasan.

"Kalau sampai tahap pembicaraan mengenai anak usaha, itu konsepnya belum kesana. Kami baru bicara mengenai pembentukan holding saja," ujar Entus Asnawi Mukhson, Direktur Keuangan ADHI kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6).

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga menyatakan belum ada pembicaraan detail mengenai nasib anak usaha. Sejauh ini JSMR memiliki tiga entitas anak usaha non-Tol yakni PT Jasamarga Properti, Jasa Layanan Operasi dan PT Jasa Layanan Pemeliharaan.

M. Agus Setiawan, Sekretaris Perusahaan JSMR menyampaikan belum ada pembicaraan mengenai anak usaha non infrastruktur. Hanya saja, dirinya menggarisbawahi bahwa anak-anak usaha milik perusahaan seluruhnya masih berkaitan dengan bisnis jalan tol.

"Untuk anak usaha Jasamarga bidang propertinya yang terkait dengan pengusahaan jalan tol, seperti pengelolaan rest area dan pengembangan kawasan yang berorientasi pada transportasi," lanjutnya.

Pengembangan usaha non tol JSMR sejauh ini memang bertujuan untuk mengkapitalisasi aset-aset tangible dan intangible perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah. Selain rest area, JSMR juga memanfaatkan koridor jalan tol untuk pemasangan fiber optik, iklan, utilitas, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×