kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Status tanah petani jadi kendala produktivitas CPO


Kamis, 02 November 2017 / 13:42 WIB
Status tanah petani jadi kendala produktivitas CPO


Reporter: Abdul Basith | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Peningkatan produksi sawit membutuhkan perluasan lahan dan peremajaan tanaman sawit. Namun, perluasan lahan perkebunan sawit saat ini masih terbatas. Status tanah yang masih tidak jelas menjadi salah satu kendala yang terjadi. 

Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Kepala Badan Pertanahan Negara (ATR/BPN), Sofyan Djalil, saat memberikan sambutan pembukaan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2017, Kamis (2/11) mengatakan, selain itu, bibit yang digunakan oleh petani rakyat juga belum bersertifikat. Hal itu membuat hasil produksi sawit tidak maksimal.

Sawit yang menggunakan bibit tidak berkualitas dinilai perlu diremajakan. Meski belum masuk usia tua, produksi dari pohon yang menggunakan bibit tidak bersertifikat dinilai kecil.

Untuk itu pemerintah berkomitmen untuk melakukan pemberian lahan serta peremajaan tanaman. Sofyan bilang, saat ini 2,5 juta hektare (ha) kebun rakyat dilakukan replanting.

Pendistribusian lahan juga memiliki target yang besar. "Target distribusi lahan tahun ini 5 juta ha, tahun 2018 sebesar 7 juta ha dan tahun 2019 sebesar 9 juta ha," kata Sofyan.

Indonesia juga sudah meningkatkan standar CPO yang dihasilkan. Hal tersebut melihat bagaimana CPO diproduksi. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kemtan), Hari Priyono bilang, sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) telah diterbitkan.

"Indonesia telah berhasil menerbitkan sekitar 300.000 sertifikat ISPO untuk 1,8 juta ha lahan sawit dengan produksi 8,5 juta ton cpo," jelas Hari.




 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×