kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Steel Pipe Industry (ISSP) Optimistis Tahun Ini Kinerja Akan Sesuai Target


Minggu, 19 Juni 2022 / 14:45 WIB
Steel Pipe Industry (ISSP) Optimistis Tahun Ini Kinerja Akan Sesuai Target
ILUSTRASI. Steel Pipe Industry Of Indonesia (ISSP) atau Spindo merasakan sejumlah tantangan khususnya pada aktivitas penjualan ke luar negeri.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo merasakan sejumlah tantangan khususnya pada aktivitas penjualan ke luar negeri. Hal ini dikatakan berdampak pada penjualan ke luar negeri yang belum mencapai target di awal tahun 2022.

Namun, manajemen ISSP tetap optimistis mengejar target kontribusi ekspor di tahun ini sebesar 10%-15% atau naik 50% dibandingkan tahun lalu yang kontribusinya 7%-8%.

Corporate Secretary & Investor Relations ISSP Johannes W. Edward mengatakan, saat ini permintaan pipa baja dari luar negeri masih stabil.

“Hanya saja memang keterbatasan kontainer dan biaya pengiriman masih menjadi tantangan tahun ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (19/6).

Johannes mengemukakan akibat tantangan  tersebut, untuk sementara ini permintaan luar negeri belum mencapai target. Ini terkait juga volatilitas harga baja luar negeri, serta biaya pengiriman.

Tercatat pada laporan keuangan ISSP pada kuartal I 2022, Spindo mencatatkan penjualan dan pendapatan jasa tumbuh 87,53% year on year (yoy) menjadi Rp 2,01 triliun dari yang sebelumnya Rp 1,06 triliun.

Baca Juga: Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) Catat Kinerja Apik di 2021, Ini Pendorongnya

Pada periode ini penjualan lokal senilai Rp 1,9 triliun atau berkontribusi 95% ke pendapatan ISSP. Sedangkan pendapatan dari ekspor senilai Rp 102,35 miliar atau berkontribusi 5,11%.

“Meski penjualan ke luar negeri belum mencapai targetnya, memasuki kuartal III 2022 kami cukup yakin bisa mengejar ketinggalan,” kata Johannes.

Keyakinan ini berdasarkan sertifikasi  underwriters laboratory yang telah dikantongi Spindo sehingga peluang ekspor masih besar. Sebagai informasi, sertifikasi underwriters laboratory merupakan standar keamana yang diterapkan di Amerika Serikat. Dengan adanya sertifikasi ini secara signfikan dapat memengaruhi permintaan produk ekspor khususnya untuk produk fire system yang merupakan produk sistem pemadam kebakaran.

Memang, di tahun ini Spindo akan memacu penjualan produk bernilai tinggi yakni sprinkler. Sebelumnya manajemen ISSP pernah bilang bahwa pasar ekspor yang akan dituju untuk memasarkan produk ini ke Amerika, Kanada, Australia, serta diusahakan dapat menembus pasar Eropa dan Asia Tenggara.

Untuk penjualan ke dalam negeri, Spindo aktif berkontribusi pada proyek pipa gas dan proyek minyak & gas (migas) yang membutuhkan pipa dengan kualitas API. Salah satu proyek yang diikuti oleh Spindo ialah pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang).

“Secara umum proyek-proyek migas saat ini (termasuk Cisem) sudah dapat dipenuhi kebutuhan pengadaannya oleh pabrikan dalam negeri. Pabrik pabrik pipa dalam negeri termasuk Spindo mampu memproduksi pipa sesuai spesifikasi yang dibutuhkan,” terangnya.

Sejauh ini, manajemen Spindo tetap optimitistis dengan target yang telah dicanangkan sebelumnya yakni penjualan diproyeksikan akan tumbuh 30% yoy.

Johannes mengatakan, pihaknya terus memantau ketat perkembangan global dan nasional. Dia berharap semoga tim ekonomi Indonesia dapat tetap bijaksaa menyikapi dinamika global yang terjadi saat ini.

Di kuartal I 2022, Spindo mencatatkan beban pokok penjualan naik signifikan dari Rp 831 miliar di kuartal I 2021 menjadi Rp 1,76 triliun di awal tahun ini. Alhasil, meskipun pendapatannya naik signifikan, laba ISSP justru turun tipis dari Rp 121,65 miliar menjadi Rp 120,38 miliar sampai dengan Maret 2022.

Baca Juga: Sejumlah Emiten Baja Catatkan Kinerja Kokoh di Kuartal Pertama 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×