Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk membukukan kinerja yang apik di tahun 2021. Dirilis awal April (1/4), laporan keuangan produsen pipa baja berkode saham ISSP itu menunjukkan, omzet ISSP naik 42,46% secara tahunan alias year-on-year (yoy) semula dari Rp 3,77 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 5,37 triliun di tahun 2021.
Kinerja bottom line yang dicatatkan ISSP tumbuh secara lebih signifikan. Tercatat, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih ISSP meroket 176,44% yoy menjadi Rp 486,06 miliar di tahun 2021.
Sebelumnya, laba bersih ISSP berjumlah Rp 175,82 miliar di tahun 2020.
Margin laba bersih ISSP naik dari semula 4,65% di tahun 2020 menjadi 9,03% 2021.
Corporate Secretary & Investor Relations ISSP, Johannes W. Edward mengatakan, volume penjualan ISSP naik kurang dari 5% di tahun 2021. Pertumbuhan volume penjualan itu dibarengi dengan kenaikan harga jual rata-rata yang lebih tinggi.
Baca Juga: Hadapi Kenaikan Harga Bahan Baku Baja, Begini Antisipasi Steel Pipe Industry (ISSP)
“Dampak dari kenaikan harga memang cukup besar, secara persentase memang lebih besar dari kenaikan volume,” ujar Johannes saat dihubungi Kontan.co.id (3/4).
Kinerja ciamik bottom line ISSP juga tidak terlepas dari komposisi penjualan alias sales mix perusahaan. Pada tahun 2021, porsi penjualan produk-produk ISSP yang memiliki margin lebih tinggi meningkat porsi kontribusinya dalam total penjualan ISSP.
Ambil contoh produk pipa mekanik atau mechanical pipes misalnya. Menurut data internal ISSP, porsi penjualan produk pipa itu meningkat dari 12,7% di tahun 2020 menjadi 15,2% di tahun 2021 dalam komposisi penjualan ISSP.
Hal serupa juga dijumpai pada penjualan produk-produk pipa bermargin tinggi ISSP lainnya seperti black pipe yang porsi penjualannya naik dari semula 17,3% di tahun 2020 menjadi 20,6% di tahun 2021, dan juga pipa spiral (non API) yang naik dari 15,5% di tahun 2020 menjadi 18,8% di tahun 2021 dalam komposisi penjualan.
Sementara itu, penjualan produk-produk yang umumnya memiliki margin yang lebih rendah, yakni strip dan pelat baja menyusut porsinya dalam komposisi penjualan ISSP. Data internal ISSP mencatat, porsi penjualan produk tersebut turun dari semula 22,7% di tahun 2020 menjadi 12,7% di tahun 2021.
Di sisi lain, ISSP juga berhasil menekan beban keuangan. Tercatat, pengeluaran ISSP pada pos beban keuangan susut 15,11% yoy dari semula Rp 205,66 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 174,58 miliar di tahun 2021.
Baca Juga: Tahun Ini, Spindo (ISSP) Targetkan Kontribusi Penjualan Ekspor Bisa Capai 15%
Tahun ini, ISSP berambisi kembali mencatatkan pertumbuhan kinerja secara tahunan. ISSP menargetkan, pertumbuhan volume penjualan, omset, dan laba bersih sekitar 20%-30% dibanding tahun 2021.
Dengan demikian, berdasarkan hitungan kasar Kontan.co.id, ISSP membidik omset Rp 6, triliun - Rp 6,99 triliun dengan laba bersih Rp 583,27 miliar - Rp 631,88 miliar di tahun 2021.
“(Strategi ISSP) utamanya adalah menggencarkan sales dan marketing,” tutur Johannes.
ISSP optimistis, tahun 2022 menjanjikan kesempatan bisnis yang baik. Faktor pendorongnya antara lain, kemampuan pemerintah dalam mengelola tekanan eksternal terhadap ekonomi Indonesia. Dalam pandangan ISSP, nilai tukar dan suku acuan bunga Bank Indonesia terbilang amat stabil, terlepas dari adanya kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News