kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Stok beras aman, Bulog: Jangan buru-buru impor dulu


Selasa, 05 Juni 2018 / 20:35 WIB
Stok beras aman, Bulog: Jangan buru-buru impor dulu
ILUSTRASI. Direktur Utama BULOG Budi Waseso menunjukkan beras sachet seharga Rp 2.000 di gedung DPR


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stok beras yang dimiliki Bulog saat ini sebanyak 1,5 juta ton. Alasan itulah Bulog masih enggan untuk mengimpor beras.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, stok yang melimpah saat ini lantaran bulog terus menyerap beras dalam negeri setiap hari. Untuk itu, stok bulog yang ada saat ini merupakan beras yang berasal dari pengadaan beras dari luar dan dalam negeri.

“Dengan kemungkinan nanti kita kan kontraknya sampai Juli itu ada masuk yang impor sebagian, terus ada lagi yang kita sudah kontrak dengan dalam negeri penyerapan sekitar 900.000 ton. Berarti kan jumlah kita banyak,” katnaya saat di temui di Gedung Kemko Perekonomian, Selasa (5/6).

Dia menjelaskan, hingga akhir tahun stok beras yang dimiliki Bulog akan mencapai 2,4 juta ton. Stok ini cukup untuk melakukan operasi pasar.

“Katakanlah ada operasi pasar 500 ribu ton, berarti kita punya 2 juta ton. Sementara, kita masih punya stok di luar. Nah, nanti kita lihat perkembangannya. Kalau memang cadangan yang ada di kita kurang, maka kita calling sana. Ada yang di Thailand, ada yang di India, ada di Pakistan, Vietnam. Jangan buru-buru impor dulu,” kata dia.

Meski demikian, Kementerian Pertanian akan menghitung lagi panen yang akan datang dan yang berhubungan dengan penyerapan Bulog. Menurutnya, hal ini akan dilakukan rapat berikutnya dengan mengundang Badan Pusat statistik (BPS)

“Kita akan hitung betul fix-nya tu berapa sih sebenarnya yang diperlukan oleh kita (untuk) stok? Nah, nanti dengan pola panennya kita itu berarti kita harus bertahap, Kalau toh harus impor. Yang penting stoknya untuk beras itu, untuk cadangan pemerintah itu aman,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×