kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Ancora Indonesia Resources (OKAS) bidik pendapatan US$ 109 juta tahun ini


Minggu, 10 Januari 2021 / 15:05 WIB
Strategi Ancora Indonesia Resources (OKAS) bidik pendapatan US$ 109 juta tahun ini
ILUSTRASI. Direktur Utama Ancora Indonesia Resources Rolaw P. Samosir. KONTAN/Baihaki/16/10/2019


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Masih dibayangi pandemi covid-19, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) menargetkan pendapatan yang cukup konservatif di tahun ini. Pada 2021, OKAS membidik pendapatan sebesar US$ 109 juta.

Direktur Utama OKAS Rolaw P. Samosir menyampaikan, target tersebut tak jauh beda dari capaian tahun lalu.  Sebagai gambaran, kinerja penjualan OKAS hingga akhir 2020 diperkirakan berada di angka US$ 108 juta - US$ 110 juta.

Sedangkan dari sisi EBITDA, pada tahun 2021 OKAS menargetkan US$ 12 - US$ 13 juta. Tak jauh beda dari proyeksi EBITDA sampai akhir 2020 yang sekitar US$ 11 juta - US$12 juta.

Rolaw mengakui, kinerja OKAS pada 2020 memang tertekan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi itu tak lepas dari imbas pandemi covid-19 yang mempengaruhi pelemahan harga komoditas terutama minyak dan batubara.

Baca Juga: Saat bos Krakatau Steel, Vale, dan Ancora bercerita perihal swab test

Kondisi harga batubara yang mulai membaik pada Kuartal IV-2020 belum memberikan dampak yang signifikan bagi kinerja OKAS.  Meski begitu, Rolaw berharap pemulihan harga dan pasar komoditas, khususnya batubara bisa berlanjut pada tahun ini.

"Sangat diharapkan kondisi ini akan berlanjut di 2021 seiring sudah mulai membaiknya kondisi ekonomi negara-negara tujuan ekspor batubara Indonesia seperti China, Korea Selatan, Jepang dan India," ungkap Rolaw kepada Kontan.co.id beberapa hari lalu.

Meski target pendapatan masih relatif sama dari tahun lalu, namun OKAS akan memacu ekspansi bisnis di tahun ini melalui tiga anak usahanya. Pertama, PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) diharapkan akan ekspansi pada proyek blasting dan emulsi dengan memperoleh kontrak baru.

Selain itu, MNK juga berencana mendirikan pabrik booster dan pabrik cartrigde. Pembangunan pabrik booster rencananya akan dimulai pada Kuartal IV-2021 dan diperkirakan beroperasi pada 2022. Sedangkan pabrik cartridge rencananya akan dimulai pada tahun 2022.

Baca Juga: Kinerja loyo, pendapatan Ancora Indonesia (OKAS) susut 30% hingga kuartal III-2020

"Sumber pendanaan berasal dari kas MNK dan juga dari investor atau pinjaman dari pihak ketiga," ungkap Rolaw.

Kedua, dari PT Bormindo Nusantara (BN) yang akan melakukan diversifikasi usaha dan pelanggan, dari jasa pengeboran minyak dan gas (migas) ke industri pertambangan mineral dan batubara (minerba).

Kata Rolaw, BN sudah memperoleh izin usaha pekerjaan drilling untuk dinsutri minerba, yang mana target pekerjaan pertama akan dilakukan pada proyek PT Indotan Lombok Barat Bangkit (ILBB) yang juga merupakan anak usaha OKAS.

"Diharapkan akan memperoleh beberapa kontrak drilling baru di tahun 2021 baik untuk sektor minyak maupun mineral," sambungnya.

Ketiga, pengembangan tambang emas PT Indotan Lombok Barat Bangkit (ILBB). Setelah eksplorasi di area Raja, pengembangan selanjutnya akan menyasar area Mencanggah dan Pelangan.

Seperti diketahui, tambang emas ILBB memiliki tiga prospek, yakni Pelangan, Mencanggah dan Selodong. Pada tahap awal di Prespek Pelangan, ILBB fokus terlebih dulu menggarap area Raja.

Baca Juga: Ancora Indonesia bidik produksi amonium nitrat 55.000 ton-65.000 ton di semester II

Jadwal operasi dan produksi ditargetkan pada tahun 2023, setelah pembangunan infrastruktur dan pabrik rampung pada tahun 2022. "Setelah area Raja berproduksi, kami akan melakukan eksplorasi lagi di area lainnya di Pelangan dan kemudian di Mencanggah," terang Rolaw.

Adapun pada tahun ini, OKAS menganggarkan belanja modal (capex) sekitar US$ 8 juta - US$ 10 juta. Capex tersebut terutama akan dialokasikan untuk kegiatan blasting, peralatan pabrik amonium nitrat, dan rencana pembangunan pabrik booster MNK.

"Juga untuk pembelian rigs di Bormindo dan kegiatan eksplorasi di ILBB," pungkas Rolaw.

Selanjutnya: Terhambat pandemi Covid-19, OKAS masih cari mitra untuk proyek tambang emas di Lombok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×