kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.501.000   -95.000   -3,66%
  • USD/IDR 16.782   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.656   11,68   0,14%
  • KOMPAS100 1.197   0,85   0,07%
  • LQ45 851   -1,54   -0,18%
  • ISSI 309   0,29   0,10%
  • IDX30 439   -0,08   -0,02%
  • IDXHIDIV20 511   -3,06   -0,59%
  • IDX80 133   -0,17   -0,13%
  • IDXV30 139   0,28   0,21%
  • IDXQ30 141   -0,42   -0,30%

Strategi Bisnis Siantar Top (STTP) Kejar Pertumbuhan Dobel Digit pada 2026


Selasa, 30 Desember 2025 / 13:11 WIB
Strategi Bisnis Siantar Top (STTP) Kejar Pertumbuhan Dobel Digit pada 2026
ILUSTRASI. Produk Siantar Top (Dok/Siantar Top) PT Siantar Top Tbk (STTP) mengejar pertumbuhan pendapatan dan laba dengan level dobel digit pada tahun 2026.?


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Siantar Top Tbk (STTP) mengejar pertumbuhan pendapatan dan laba dengan level dobel digit pada tahun 2026. Produsen French Fries 2000 dan Twistko ini menyiapkan sejumlah strategi untuk mengungkit kinerja, terutama dengan memperkuat pasar ekspor dan merilis produk baru.

Direktur Utama Siantar Top, Armin mengatakan bahwa STTP memiliki rencana pengembangan pasar ekspor yang berkelanjutan. Saat ini STTP telah memasarkan produk ke kawasan Asia termasuk Timur Tengah, serta ke kawasan Amerika Utara yakni Amerika Serikat dan Kanada.

STTP akan memfokuskan pengembangan dengan dua pendekatan utama, yakni memperluas distribusi ke negara-negara yang belum terjangkau serta memperdalam peneterasi pasar di negara yang telah terdistribusi. Pendalaman pasar dilakukan melalui penerapan strategi multi distributor dan multi produk, sebagai upaya meningkatkan jangkauan dan volume penjualan.

Pada tahun depan, STTP melanjutkan upaya memperkuat kerja sama dengan distributor yang telah ada, mengembangkan jaringan distribusi, serta melakukan peluncuran produk baru di negara-negara yang telah menjalin kerja sama. Sedangkan untuk negara yang belum terjangkau, STTP akan melakukan ekspansi pasar secara bertahap dan terukur guna memperluas cakupan ekspor secara berkelanjutan.

Baca Juga: Ini Perkembangan Terbaru Penggabungan dan Penataan Ulang Subholding Pertamina

"Kami berupaya mencapai (pertumbuhan) dua digit. Fokus strategi lebih mengembangkan ekspor ke negara-negara yang baru kami masuk, memperluas pasar di sana. Di pasar dalam negeri, kami lakukan pemerataan dan mengembangkan produk baru," ungkap Armin saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (30/12/2025).

Dari sisi inovasi produk dan relevansi di pasar, STTP akan fokus mengembangkan sekitar tiga hingga lima Stock Keeping Unit (SKU) setiap tahun.  Pengembangkan produk tersebut akan ditujukan untuk pasar domestik maupun ekspor. 

Secara bisnis, STTP mampu mengungkit penjualan di pasar lokal maupun ekspor. Hingga kuartal III-2025, penjualan STTP tumbuh 4,32% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 3,70 triliun menjadi Rp 3,86 triliun. 

Penjualan di pasar domestik masih mendominasi dengan nilai Rp 3,16 triliun, sementara kontribusi dari pasar ekspor sebesar Rp 694,84 miliar. Penjualan STTP di pasar lokal dan ekspor masing-masing tumbuh 3,94% dan 5,47% (yoy).

Meski begitu, laba bersih STTP menyusut sebanyak  12,78% (yoy) dari Rp 1,01 triliun menjadi Rp 885,18 miliar hingga kuartal III-2025. Armin memberi catatan, penurunan laba bersih STTP ini disebabkan oleh faktor di luar operasional bisnis inti.

Armin bilang, perolehan laba bersih STTP pada tahun lalu bisa lebih tinggi karena ada pendapatan dividen dari anak usaha. Jika hanya dari bisnis inti, Armin memproyeksikan laba bersih STTP bisa tumbuh dobel digit pada akhir tahun 2025.

Sementara dari sisi penjualan, Armin optimistis STTP bisa menjaga level pertumbuhan sekitar 4% sampai tutup tahun 2025. Armin menyoroti bahwa pertumbuhan penjualan STTP yang cukup moderat ini terjadi di tengah kondisi perekonomian yang dinamis sepanjang tahun 2025.

Menjelang pergantian tahun, Armin berharap kondisi perekonomian dan dinamika global pada 2026 bisa lebih kondusif ketimbang 2025. Faktor ini penting lantaran bisa berdampak terhadap daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat, harga bahan baku serta biaya-biaya lainnya.

"Kondisi geo politik kami harapkan 2026 bisa lebih kondusif. Pandangan kami setidaknya pada kuartal kedua seharusnya sudah bisa lebih baik. Dengan penjualan naik, laba juga naik kalau tidak ada perubahan-perubahan misalnya dengan bahan baku," terang Armin.

Mempertimbangkan faktor eksternal tersebut, STTP pun akan memacu efisiensi dan efektivitas produksi. Upaya ini dilakukan untuk memangkas biaya, sehingga bisa menjaga margin dan mengungkit perolehan laba.

Guna menyokong strategi tersebut, STTP menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 210 miliar pada tahun 2026. STTP akan mengalokasikan sekitar Rp 150 miliar untuk ekspansi di anak usaha, dan sekitar Rp 60 miliar untuk mendukung perluasan usaha Siantar Top.

Sedangkan pada tahun ini, Armin mengestimasikan serapan capex STTP hanya menyentuh sekitar 30% dari anggaran Rp 200 miliar. Serapan capex STTP mempertimbangkan kondisi ekonomi dan prospek penjualan. "Kami lihat pertumbuhan tidak begitu tinggi, jadi ada proyek-proyek yang belum kami selesaikan," tandas Armin.

Baca Juga: Worcas Group Perkuat Operasional dengan Kantor Pusat Baru di Jakarta

Selanjutnya: Sejumlah Ekonom Proyeksikan Bisnis Perbankan pada Tahun 2026 Akan Tumbuh Moderat

Menarik Dibaca: Oppo Reno 14 Pro Masih Layak Dibeli dengan RAM 16 GB dan Memori Internal 1 TB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×