kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Strategi Bukit Asam (PTBA) jadikan gasifikasi salah satu pilar bisnis ke depan


Senin, 26 Juli 2021 / 10:39 WIB
Strategi Bukit Asam (PTBA) jadikan gasifikasi salah satu pilar bisnis ke depan
ILUSTRASI. Suryo Eko Hadianto, Direktur Utama?PT Bukit Asam Tbk (PTBA).


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kini berfokus untuk mengembangkan proyek gasifikasi yang dinilai menjadi kebutuhan utama.

"Gasifikasi ini akan menjadi salah satu pilar bisnis (perusahaan) ke depan," kata Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dikutip dari keterangan resmi, Senin (26/7). 

Suryo mengungkapkan, meski PTBA masih menguasai cadangan batubara lebih dari 3 miliar ton dan mampu digunakan hingga 100 tahun mendatang dengan rata-rata produksi 30 juta ton per tahun, Suryo meyakini pemenuhan kebutuhan energi saat itu tak lagi bersandar pada batubara.

"Seratus tahun yang akan datang, batubara akan ditinggalkan. Maka harus kami berdayakan secepatnya, salah satu terobosannya adalah gasifikasi batubara," jelas Suryo.

Baca Juga: Produsen batubara nilai perizinan investasi yang efisien memberikan dampak positif

Gasifikasi sendiri, sambung Suryo, akan jadi produk turunan dari batubara (coal derivative). "Proses gasifikasi PTBA adalah mengubah batubara menjadi Dymethil Ether (DME) yang fungsinya menjadi pengganti LPG," ungkapnya.

Dalam catatan Suryo, Indonesia masih mengimpor LPG sekitar 7 hingga 8 juta ton per tahun. Untuk itu, proyek gasifikasi diharapkan mampu menjawab kemandirian energi.

Suryo memastikan proyek gasifikasi segera berjalan. Kepastian berlanjutnya proyek gasifikasi tersebut ditandai dengan penandatanganan Amandemen Perjanjian Kerja Sama Pengembangan DME antara PTBA, PT Pertamina, dan Air Products & Chemicals, Inc. (APCI). "Operatinal agreement dan processing agreement sudah ditandatangani," tegasnya.

Baca Juga: Perizinan investasi yang efisien jadi katalis positif industri pertambangan batubara

Rencananya, proyek ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan.

Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect antara lain menarik investasi asing lainnya, juga melalui penggunaan porsi TKDN dalam proyek yang diharapkan dapat memberdayakan industri nasional dengan penyerapan tenaga kerja lokal.

"Bersama Kementerian ESDM, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi dan BUMN, kami sedang menggodok peraturan untuk mengelaborasi dari kerja sama ini," kata Suryo. 

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi pun menilai dengan mulai diliriknya gasifikasi oleh perusahaan batubara maka akan mendorong peningkatan nilai tambah ke depannya.

"Kalau sekarang perusahaan batubara melirik gasifikasi, ini adalah langkah tepat dalam membaca peluang bisnis energi masa mendatang. Pemerintah memastikan peningkatan nilai tambah batubara bisa jadi suplai pengembangan industri dalam negeri. Jadi tidak hanya komoditas belaka," pungkas Agung.

Selanjutnya: Prospek Emiten Batubara Tersandung Energi Hijau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×