Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen tepung terigu, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) memiliki strategi untuk menghadapi efek pelemahan rupiah yang berdampak pada bahan baku gandum.
Chief Financial Officer Cerestar Indonesia Mulyadi Chandra mengatakan, pelemahan rupiah berpotensi memiliki dampak pada bahan baku (gandum) Perseroan yang diimpor.
"Namun, kami telah mengamankan stok persediaan sampai Desember 2023 sejak beberapa waktu lalu," kata Mulyadi saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/11).
Baca Juga: Lewat Anak Usaha, Cerestar Indonesia (TRGU) Serius Garap Pasar Bahan Pakan Ternak
Ia menjelaskan, TRGU dapat melakukan minimalisasi (hedging) atas kemungkinan kerugian yang disebabkan pelemahan rupiah.
Lebih lanjut, Mulaydi menyampaikan tahun ini harga gandum cenderung mengalami penurunan, bahkan sempat menyentuh level terendah dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, apabila harga gandum naik, yang terjadi adalah market atau konsumen melakukan pembelian tepung terigu dalam jumlah yang lebih banyak karena untuk mengantisipasi kenaikan harga gandum berkelanjutan.
"Tentunya faktor makro ekonomi di luar kontrol kami, namun strategi defensive kami apabila harga gandum naik adalah melakukan pembelian forward/ke depan untuk lock/mengunci harga," ujarnya.
Sebagai gambaran, kata Mulyadi, market tepung terigu di Indonesia itu masih sangat besar dan terus bertumbuh, serta memiliki barrier to entry yang tidak mudah bagi pemain baru.
Ia menambahkan, TRGU juga secara aktif terus melakukan penambahan kapasitas produksinya untuk dapat mengambil market tersebut. Untuk mengurangi risiko fluktuasi harga gandum, TRGU juga melakukan pengembangan produk dengan masuk ke industri bahan pakan ternak yang dapat memberikan kontribusi keuntungan.
Sebagai informasi tambahan, TRGU mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,9 triliun atau tumbuh sebesar 54,1% YoY. Segmen bahan pakan ternak yang baru mulai beroperasi secara menyeluruh pada bulan November 2022 telah berhasil memberikan kontribusi sekitar 35% terhadap keseluruhan pendapatan TRGU pada periode 9M23
Sedangkan, mayoritas pendapatan masih dikontribusi oleh segmen tepung terigu sebesar 65%. Pendapatan tepung terigu TRGU masih didominasi oleh sektor korporasi atau B2B, yaitu sekitar 70%, selebihnya dari segmen UMKM, ritel, dan HORECA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News