Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) rajin menjalin kolaborasi di sepanjang tahun ini. Aksi terbaru bertujuan untuk mengungkit lini bisnis kekayaan intelektual atau Intellectual Property (IP) melalui PT Bumilangit Entertainment Corpora.
Dalam dua pekan terakhir, DMMX dan Bumilangit mengumumkan akan mengangkat dua IP untuk diproduksi menjadi series dan film layar lebar. Pertama, Bumilangit bersama HB Entertainment Co. Ltd. mengembangkan adaptasi K-Drama dari Virgo and the Sparklings. Produksi dijadwalkan mulai pada tahun 2026.
Chief Executive Officer (CEO) Bumilangit Bismarka Kurniawan mengatakan, kolaborasi ini menjadi tonggak penting yang menandai adaptasi pertama dari IP Indonesia ke dalam serial drama Korea.
Kolaborasi ini juga menjadi langkah DMMX dalam memperluas jangkauan kekayaan intelektual Indonesia ke pasar global yang lebih luas.
Baca Juga: Dua Animasi Indonesia Pikat Minat Investor di ATF 2025
Kedua, Bumilangit menggandeng MAGMA Entertainment untuk menggarap film layar lebar Si Buta dari Gua Hantu: Mata Malaikat. Proses produksi dijadwalkan mulai pada 2026, dengan rencana penayangan di bioskop akan berlangsung pada tahun 2027.
CEO Digital Mediatama Maxima, Budiasto Kusuma menyampaikan bagi DMMX Group, proyek ini sejalan dengan strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio IP dan konten digital.
Strategi ini memanfaatkan kekuatan karakter Bumilangit, sekaligus membuka peluang distribusi internasional, merchandising, dan keterlibatan digital di berbagai platform DMMX Group.
Budiasto mengharapkan inisiatif ini bisa membawa nilai tambah untuk ekosistem platform DMMX Group, terutama dari sisi konten. Strategi ini untuk melengkapi ekosistem Platform Ritel Cerdas berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dari DMMX Group.
Budiasto membeberkan, posisi DMMX dalam bisnis IP di Bumilangit. Pertama, sebagai pemegang saham (shareholder) di holding Bumilangit Corpora. Di sisi ini, DMMX mencatatnya sebagai investasi, sehingga kontribusi terhadap profit baru akan terlihat dari valuasi Bumilangit Corpora atau dari dividen yang diberikan.
Kedua, DMMX berada dalam perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) di Bumilangit Digital. "Di klaster ini, kontribusi IP bila dilihat dari direct bisnisnya memang masih di beberapa miliar.
Namun value yang lebih besar ada di cross selling, dengan produk DMMX lainnya seperti layar digital dan peripheral ritel ke segmen ritel," terang Budiasto saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (7/12/2025).
Budiasto mencontohkan di Virgo and the Sparklings, DMMX mencatatnya sebagai aset IP. Nilai aset akan berkontribusi pada pendapatan dan laba di sisi konten untuk jangka panjang. Termasuk saat penayangan di layar lebar, penjualan konten ke platform Over-The-Top (OTT) dan penjualan IP merchandising, yang akan membuka kesempatan untuk bundling cross product dengan ekosistem produk DMMX di pasar ritel.
Pada tahun ini, DMMX sebelumnya sudah menjalin kolaborasi dengan beberapa pihak, termasuk dengan salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah. DMMX telah membentuk JV pada 31 Agustus 2025 dengan nama PT Surya Mediatama Maxima (SMMX).
JV ini merupakan hasil kolaborasi dari DMMX dengan Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) PT Surya Ahda Digital (Sadigi). SMMX bertujuan untuk mengakselerasi digitalisasi dan optimalisasi potensi ekonomi di dalam ekosistem Muhammadiyah, serta mengelola dan mengembangkan potensi ekonomi digital di lingkungan Muhammadiyah.
Budiasto menjelaskan, fokus DMMX saat ini adalah menyiapkan infrastruktur yang menyesuaikan dengan kebutuhan Muhammadiyah. Kolaborasi ini sudah mulai berjalan di tiga universitas dan satu rumah sakit Muhamadiyah untuk kebutuhan platform layar digital.
Budiasto mengharapkan pada tahun depan DMMX sudah bisa memetik hasil yang berkelanjutan dari kolaborasi ini. "Kami optimistis inisiatif ini bisa berlanjut pada 2026 dan memberikan kontribusi yang sustain," tandas Budiasto.
Baca Juga: Begini Strategi Adi Sarana Armada (ASSA) untuk Perkuat Bisnis Sewa Kendaraan
Secara bisnis, DMMX juga fokus untuk memacu pendapatan dari bisnis bermargin tebal serta efisiensi, sehingga bisa mendongkrak profitabilitas. Sampai dengan kuartal III-2025, DMMX mampu membalikkan rugi menjadi laba ketika pendapatan masih tertekan.
DMMX mampu membalikkan kerugian Rp 46,39 miliar menjadi meraih laba bersih sebesar Rp 28,65 miliar hingga September 2025. Perbaikan bottom line ini justru terjadi saat pendapatan neto DMMX terpangkas 46,07% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 912,46 miliar menjadi Rp 492,01 miliar hingga September 2025.
Pada saat yang sama, DMMX menekan beban pokok pendapatan sebanyak 50,38% (yoy) menjadi Rp 422,97 miliar. Hasil ini mendongkrak laba bruto DMMX sebanyak 14,99% (yoy) dari Rp 60,03 miliar menjadi Rp 69,03 miliar.
Perbaikan signifikan terjadi dari pos laba investasi. DMMX berbalik membukukan laba investasi jangka pendek yang belum teralisasi sebesar Rp 6,19 miliar hingga kuartal III-2025. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, DMMX mencatatkan rugi investasi jangka pendek yang belum terealisasi sebesar Rp 64,66 miliar.
Selanjutnya: India Targetkan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara Capai 307 Gigawatt di 2035
Menarik Dibaca: Simak Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham JPFA, TRIM & BBYB, Senin (8/12)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













