Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) membidik target pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp 1,81 triliun sepanjang tahun ini.
Pihaknya optimistis dapat mencapai target tersebut sejalan dengan adanya pipeline permintaan lahan mencapai 75 hektar (ha) yang diproyeksikan dapat terealisasi di paruh kedua tahun ini. Dengan komposisi lebih dari separuhnya berasal dari sektor data center.
Direktur & Sekretaris Perusahaan Puradelta Lestari, Tondy Suwanto menerangkan, untuk memaksimalkan penjualan lahan di paruh kedua, DMAS terus aktif berkomunikasi dengan para calon investor, sehingga diharapkan mereka bisa segera merealisasikan investasinya di Kota Deltamas.
“Meskipun ada gonjang ganjing politik, kami berusaha untuk terus berkomunikasi dengan calon-calon tenant kita untuk meyakinkan mereka bergabung di Kota Deltamas,” ungkap Tondy, dalam Pubex Live, Rabu (10/9).
Baca Juga: Penjualan Mobil Bulan Agustus Turun 19%, Pasar Otomotif Masih Tertahan
Sebagai gambaran, DMAS telah mencapai marketing sales sebesar Rp580 miliar hingga semester pertama lalu. Pencapaian ini setara 32% dari target Rp 1,81 triliun yang dibidik di tahun 2025.
Perolehan marketing sales pada periode tersebut masih didominasi oleh sektor industri data center dan FMCG. Adapun, kontribusi dari sektor data center mendominasi dengan porsi mencapai 69%.
Dia menyebutkan, kinerja DMAS di paruh pertama tahun ini terdampak oleh ketidakpastian ekonomi global. Sehingga pencapaian marketing sales DMAS di semester I-2025 menurun jika dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Sebagai catatan, DMAS mengantongi marketing sales senilai Rp 1,1 triliun pada semester I-2024. Capaian marketing sales DMAS pada separuh pertama tahun ini menurun 47,27%.
Meski demikian, Manajemen DMAS optimistis dengan prospek bisnis kawasan industri di sisa tahun ini.
Salah satunya didukung oleh cadangan lahan atau land bank yang dimiliki perseroan seluas 642 ha, terdiri atas sektor industri 119 ha, komersial 358 ha, dan hunian 165 ha.
Di sisi lain, DMAS terus berupaya memberikan layanan terbaik bagi seluruh konsumennya. Pada awal tahun 2025, DMAS mengoperasikan Security, Fire, and Command Center (SFCC) di area GIIC Kota Deltamas yang merupakan tranformasi inovasi di bidang digital.
“SFCC secara khusus ditujukan untuk pusat pengendalian operasi keamanan (security surveillance) kawasan Kota Deltamas dan antisipasi penanganan keadaan darurat lainnya secara langsung (real time) berdasarkan data dan teknologi,” jelasnya.
Selain itu, DMAS juga telah mengoperasikan Water Treatment Plant (WTP) Recycle internal untuk mengelola dan mengolah air secara mandiri.
“Perseroan juga terus berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas dan memberikan layanan terbaik untuk mewujudkan Kota Deltamas sebagai sebuah kawasan terpadu modern ramah lingkungan dan sebagai pusat aktivitas regional di timur Jakarta,” jelasnya.
Hingga semester I-2025, DMAS mencatat pendapatan sebesar Rp 613,35 miliar atau menyusut 49,07% dibandingkan Rp 1,20 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan pengembang kawasan industri terpadu Kota Deltamas ini turun akibat pelemahan kontribusi dari penjualan segmen industri.
Penjualan segmen industri DMAS anjlok 51,47% dari Rp 1,12 triliun menjadi Rp 547,82 miliar. Sebagai informasi, segmen industri merupakan pilar utama bisnis DMAS dengan kontribusi 89,31% terhadap total pendapatan usaha pada semester I-2025.
Selain dari penjualan segmen industri, pendapatan DMAS didapat dari perumahan sebesar Rp 23,94 miliar, komersial sebesar Rp 13,66 miliar dan komponen bunga Rp 11,74 miliar. DMAS juga mencatatkan pendapatan dari segmen sewa sebesar Rp 8,30 miliar dan hotel senilai Rp 7,87 miliar.
Laba bersih DMAS merosot 46,09%, dari Rp 803,27 miliar menjadi Rp 433,01 miliar hingga semester I-2025.
Baca Juga: Laba Bersih Turun, Ini Rekomendasi Saham PGAS dari Analis
Selanjutnya: Penerimaan Pajak Masih Terkontraksi, Ini Pekerjaan Rumah Menkeu Purbaya
Menarik Dibaca: 4 Sayuran yang Lebih Sehat Dikonsumsi Mentah, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News