kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Strategi Samindo Resources (MYOH) Capai Target Laba Bersih US$ 24 Juta pada 2025


Rabu, 12 Maret 2025 / 20:59 WIB
Strategi Samindo Resources (MYOH) Capai Target Laba Bersih US$ 24 Juta pada 2025
ILUSTRASI. Aktivitas penyedia jasa penambangan batubara PT Samindo Resources Tbk (MYOH). PT Samindo Resources Tbk (MYOH) optimistis menatap tahun 2025 dengan target pertumbuhan kinerja yang agresif.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samindo Resources Tbk (MYOH) optimistis menatap tahun 2025 dengan target pertumbuhan kinerja yang agresif. Emiten kontraktor tambang batubara ini membidik pendapatan sebesar US$ 198 juta, naik 10,8% dibandingkan target tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih diproyeksikan mencapai US$ 24 juta, meningkat 30,43% dibandingkan target tahun lalu sebesar US$ 18,4 juta.

Dari sisi operasional, MYOH menargetkan produksi volume batuan penutup (overburden/OB) sebesar 35 juta bank cubic meter (BCM), meningkat dari realisasi 2024 yang mencapai sekitar 33 juta BCM. Adapun target coal getting ditetapkan sebesar 6 juta ton.

Sekretaris Perusahaan MYOH Ahmad Zaki Natsir mengatakan, strategi utama untuk mencapai target tersebut adalah optimalisasi produktivitas alat berat.

“Fokus utama kami adalah memastikan alat berat bekerja secara maksimal. Ini mencakup percepatan penyediaan dan identifikasi sparepart, penggunaan tenaga kerja yang kompeten, serta penerapan standar operasional yang ketat agar alat tidak cepat rusak,” kata Zaki di Jakarta, Rabu (12/3).

Baca Juga: Pencairan THR Bakal Jadi Katalis Emiten Konsumer, Begini Rekomendasi Sahamnya

Selain itu, MYOH juga berupaya menjaga efisiensi operasional dengan memastikan pola pengoperasian alat sesuai standar pertambangan, sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan dan downtime.

Untuk mendukung rencana ekspansi, MYOH telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 13 juta pada tahun ini. Namun, Zaki belum merinci alokasi dana tersebut.

“Sebagian besar capex akan digunakan untuk pengembangan bisnis. Saat ini, kami sedang mengkaji beberapa peluang ekspansi di sektor yang berbeda dari bisnis utama kami,” ujarnya.

Diversifikasi usaha menjadi salah satu strategi MYOH untuk memperluas cakupan bisnis dan mengurangi risiko yang bergantung pada satu sektor.

Saat ini, MYOH masih fokus pada kontraknya dengan PT Kideco Jaya Agung. Emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Low Tuck Kwong ini tengah dalam proses perpanjangan kontrak, yang ditargetkan rampung pada Maret 2025.

Dari sisi produksi, Zaki bilang kondisi cuaca yang relatif stabil sejak tahun lalu turut mendukung pencapaian target operasional. Bahkan, produksi dalam dua bulan pertama 2025 tercatat sudah melampaui target.

Terkait ekspansi bisnis, MYOH mengalokasikan sekitar US$ 10 juta tahun ini untuk studi pengembangan usaha baru. Beberapa sektor yang sedang dikaji termasuk transportasi dan infrastruktur, namun belum ada keputusan final.

“Kami masih dalam tahap studi untuk berbagai peluang bisnis baru di luar sektor yang selama ini kami jalankan,” ungkap Zaki.

Baca Juga: Pasar Saham Masih Lesu, Begini Prospek Kinerja Emiten Investasi

Selanjutnya: IHSG Anjlok 7,54% Sejak Awal 2025, DPLK Pertalife Turunkan Porsi Investasi Saham

Menarik Dibaca: Ninja Xpress Bagikan Tips Jalankan Bisnis Franchise di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×