kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Subholding Pelindo Peti Kemas Menghemat Rp 500 Miliar Berkat Merger


Minggu, 09 Oktober 2022 / 07:05 WIB
Subholding Pelindo Peti Kemas Menghemat Rp 500 Miliar Berkat Merger
ILUSTRASI. Nilai penghematan subholding PT Pelindo Terminal Petikemas didapat dari sejumlah relokasi peralatan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger BUMN PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo pada 1 Oktober 2021 lalu disebut mampu memberikan penghematan bagi perusahaan. Salah satu penghematan didapat dari optimalisasi aset yang dilakukan oleh subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP). Selama setahun, penghematan dari optimalisasi aset SPTP sedikitnya mencapai Rp 500 miliar.

Sekretaris Perusahaan SPTP Widyawendra mengatakan, nilai penghematan tersebut didapat dari sejumlah relokasi peralatan yang dilakukan oleh perusahaan. Relokasi peralatan pendukung kepelabuhanan dilakukan oleh SPTP untuk memenuhi kebutuhan minimal peralatan di terminal peti kemas yang membutuhkan.

Hingga September 2022, sedikitnya SPTP telah merelokasi 3 unit alat angkat peti kemas di atas dermaga atau quay container crane (QCC) dan 4 unit alat angkat peti kemas di lapangan penumpukan atau rubber tyred gantry (RTG).

Baca Juga: Percepat Proses Digitalisasi di Pelabuhan, PT SPIL Berkolaborasi dengan Pelindo

“Optimalisasi aset ini dilakukan untuk mendukung standardisasi terminal peti kemas dengan cara memenuhi kebutuhan minimum peralatan, ketimbang jika harus melakukan pembelian baru melalui pengadaan yang membutuhkan biaya besar dan waktu yang tidak sedikit,” kata Widyaswendra dalam keterangan resmi, Jumat (7/10).

Disebutkan, nilai baru alat jenis QCC berkisar antara Rp 140 miliar hingga Rp 160 miliar per unit. Sementara untuk jenis RTG berkisar antara Rp 40 miliar hingga Rp 50 miliar. Jumlah aset yang dioptimalkan oleh Pelindo Terminal Petikemas hingga tahun 2025 mencapai 99 peralatan yang akan direlokasi ke sejumlah terminal peti kemas di seluruh wilayah kerja perusahaan.

“Selain QCC dan RTG juga ada alat angkat dan angkut peti kemas lainnya yang akan dioptimalkan, tentunya disesuaikan dengan terminal yang akan dituju terutama infrastruktur seperti dermaga dan lapangan penumpukan,” lanjut Widyaswendra.

Baca Juga: Genjot Layanan Terminal, IPCC Menyiapkan Belanja Modal Rp 40 Miliar di 2023

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan, saat ini terdapat ketimpangan antara terminal peti kemas di wilayah barat dengan wilayah timur di Indonesia. Sejumlah terminal peti kemas belum didukung dengan peralatan yang memadai. Akibatnya, kinerja bongkar muat di sejumlah terminal masih belum maksimal.  

Lebih lanjut, Siswanto mengapresiasi langkah Pelindo untuk melakukan relokasi sejumlah peralatan utama dan pendukung kegiatan terminal peti kemas. Menurutnya, selain sejumlah program perbaikan dan peningkatan kompetensi petugas operasional, peralatan juga menjadi hal penting dalam meningkatkan kinerja terminal peti kemas.  

“Dengan kinerja bongkar muat yang baik, maka waktu kapal berada di terminal peti kemas (port stay) menjadi lebih cepat, sehingga mereka dapat segera berlayar dan diharapkan dapat menambah jumlah kunjungan kapal (turn round voyage),” tandas Siswanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×