kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.581   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.225   59,43   0,73%
  • KOMPAS100 1.128   11,36   1,02%
  • LQ45 801   16,26   2,07%
  • ISSI 289   -0,77   -0,27%
  • IDX30 419   7,83   1,90%
  • IDXHIDIV20 474   9,63   2,07%
  • IDX80 125   1,41   1,15%
  • IDXV30 134   0,70   0,53%
  • IDXQ30 131   2,68   2,08%

Subsidi Masih Topang Pendapatan, Begini Strategi MRT Jakarta Perkuat Bisnis


Kamis, 09 Oktober 2025 / 13:25 WIB
Subsidi Masih Topang Pendapatan, Begini Strategi MRT Jakarta Perkuat Bisnis
ILUSTRASI. Warga menggunakan transportasi MRT di Jakarta, Minggu (31/8). pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/31/08/2025. MRT Jakarta mencatat kinerja keuangan yang solid dalam empat tahun terakhir, meski sebagian pendapatan masih ditopang subsidi dari pemerintah. ?


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT MRT Jakarta (Perseroda) mencatat kinerja keuangan yang solid dalam empat tahun terakhir, meski sebagian pendapatan masih ditopang oleh subsidi dari pemerintah. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Korporasi MRT Jakarta Risa Olivia menjelaskan, secara umum pendapatan MRT Jakarta menunjukkan tren pertumbuhan positif dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 6,3% dalam periode 2020–2024.

“Walaupun saat pandemi pendapatan sempat turun, tapi setelahnya kami berhasil menunjukkan pertumbuhan yang positif,” ujar Risa dalam Media Briefing di Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Ia memaparkan, total pendapatan MRT Jakarta pada 2024 mencapai Rp 1,39 triliun, naik dari Rp 1,08 triliun pada 2020. Pendapatan dalam periode ini terdiri dari pendapatan subsidi pemerintah sebesar Rp 765,2 miliar, tiket (farebox) sebesar Rp 322,0 miliar, serta kontribusi dari lini bisnis non-tiket seperti iklan dan penyewaan ruang usaha sebesar Rp 288,7 miliar.

Baca Juga: Soal Kelanjutan Subsidi Motor Listrik pada 2026, Menko Airlangga: Belum Dibahas

Risa menyebut subsidi masih menjadi komponen penting dalam struktur pendapatan perusahaan sehubung disparitas antara tarif ekonomi dan tarif yang dibayarkan pengguna, yang masih belum menutupi seluruh biaya operasional.

Sebagai catatan, kontribusi pendapatan tiket meningkat dengan CAGR 5,4%, menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap transportasi publik MRT Jakarta. Sementara kontribusi pendapatan non-tiket turun dengan CAGR -3,5%. 

Namun, margin EBITDA tetap kuat di level 35%–51%, menandakan kemampuan perusahaan menjaga profitabilitas operasional meskipun menghadapi tantangan beban biaya.

Perluas Sumber Pendapatan Lewat UMKM dan Ruang Ritel

Terkait itu, Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud menekankan pentingnya diversifikasi pendapatan melalui pengembangan bisnis non-tiket. Salah satu fokus utama perseroan adalah pemanfaatan area komersial di stasiun MRT untuk sektor ritel dan UMKM.

Beberapa inisiatif baru yang tengah dijalankan antara lain konsep ritel baru di stasiun MRT, seperti Stulokal di Stasiun Cipete Raya, Exoticon di Blok M, dan Scentus di Bendungan Hilir serta penambahan empat booth UMKM baru di beberapa stasiun MRT yang memberikan ruang bagi pelaku usaha kecil menengah untuk memasarkan produk. 

“Kami ingin menghadirkan pengalaman baru bagi pengguna sekaligus menciptakan ekosistem bisnis yang produktif di area stasiun. Ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat pendapatan non-tiket,” ujar Farchad dalam kesemapatan yang sama. 

Tak cuman itu, MRT Jakarta juga tengah menyiapkan proyek revitalisasi ruang multifungsi (Extended Concourse) di Stasiun Bundaran HI, dengan target groundbreaking pada kuartal IV-2025. 

Proyek ini merupakan bagian dari kontribusi kompensasi pelampauan KLB (Koefisien Lantai Bangunan) PT WNI, sekaligus mendukung pengembangan kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development / TOD).

Dalam proyek ini, MRT Jakarta membuka beauty contest untuk mencari mitra strategis yang akan mengelola area ritel dan ruang multifungsi di sekitar Bundaran HI.

“Kami sedang mencari mitra strategis yang dapat mengelola area retail dan multifungsi secara berkelanjutan. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi kawasan sekaligus memperkuat pendapatan MRT,” pungkas Farchad.

Baca Juga: Petani Tembakau Apresiasi Menkeu, Ekonom Usulkan Moratorium Demi Industri Pulih

Selanjutnya: Promo 10.10 di J.CO-Chatime & Mako Bakery Oktober 2025, Ada Buy 1 Get 1

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Dua Mingguan 9-22 Oktober 2025, Ubi Cilembu-Es Krim Box Diskon 20%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×