Sumber: Kontan | Editor: Test Test
JAKARTA. Di balik keluh kesah industri nasional, ada juga yang kebagian berkah dari penerapan pasar bebas Asean-China atau Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA). Salah satunya PT Sucofindo (Persero).
Gara-gara membanjirnya produk impor asal China yang di bawah standar, pemerintah mewajibkan produk impor harus bersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Walhasil, Sucofindo yang merupakan lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikasi, pun, yakin akan kebanjiran order. "Kita memiliki peluang dalam ACFTA ini," kata Presiden Direktur SUcofindo, Arief Safari, (25/3).
Karenanya, tahun ini Arie berani mematok target laba bersih naik 83,3% dari Rp 77 miliar dari Rp 42 miliar tahun lalu. Dia yakin targeti itu bisa dicapai karena banyak perusahaan yang mengurus SNI, atau mengurus standar lainnya seperti sertifikat ISO. Selain itu banyaknya eksportir dan importir yang memanfaatkan jasa Sucofindo sebagai lembaga verifikasi.
Melihat potensi tersebut, Arie menargetkan meraup penjualan Rp 1,4 triliun tahun ini, atau naik 27,3% dari Rp 1,1 triliun pada tahun lalu. Dia yakin itu bisa tercapai seiring berlangsungnya AC-FTA. "Jika tercapai, maka ini pendapatan bersoh tertinggi sejak Sucofindo didirikan," jelas Arief.
Saat ini Sucofindo memiliki 8.600 perusahaan pelanggan, 1.200 diantaranya sebagai pelanggan kunci yang memberi pemasukan minimal 100 juta per tahun. "Tahun ini kami target melayani 2.000 perusahaan pelanggan baru," jelas Arief.
Direktur Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Negeri Diah Maulida menyebutkan, sertifikasi merupakan salah satu langkah pemerintah untuk menjaga standar mutu produk yang beredar di dalam negeri. Tidak hanya itu, dengan SNI wajib penerintah bisa menjaga arus impor agar tidak dipenuhi barang yang dibawah kualitas. "Terhadap barang impor yang diberlakukan SNI wajib dilakukan pengawasan pra-pasar dan pengawasan di pasar," jelas Diah.
Dengan kebijakan sertifikasi wajib tersebut akan mendorong kinerja PT Sucofindo sebagai perusahaan yang menyediakan jasa sertifikasi. Tak hanya itu, keberadaan Sucofindo, kata Diah, telah memberikan nilai tambah bagi kinerja ekspor. Pasalnya, perusahaan ini memberikan layanan sertifikasi yang akan meningkatkan standar kompetensi industri dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News