kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah beroperasi 70 tahun, produksi Blok Rokan masih bisa ditingkatkan


Kamis, 22 Juli 2021 / 20:06 WIB
Sudah beroperasi 70 tahun, produksi Blok Rokan masih bisa ditingkatkan
ILUSTRASI. Diskusi menjaga keandalan operasi wilayah kerja Rokan


Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Meski telah berproduksi sekitar 70 tahun, Blok Rokan dinilai masih menarik dan dapat berkontribusi bagi produksi minyak nasional.SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yakin melalui usaha-usaha yang akan dilakukan setelah masa alih kelola, dapat mengantarkan produksi Blok Rokan meningkat. Namun usaha ini akan sukses dengan dukungan semua pihak karena membutuhkan waktu dan usaha untuk pencapaiannya.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan pandemi Covid-19 telah memukul seluruh industri. Terpukulnya industri hulu migas tidak separah beberapa industri lain sehingga momentum Hari Raya Idul Adha adalah saat pula industri hulu migas berkorban untuk negara. 

“Kinerja hulu migas yang dapat dijaga, memberikan kontribusi yang besar pada penerimaan negara yang saat ini sangat membutuhkan pembiayaan dalam penanggulangan Covid-19,” kata Fatar dalam diskusi Menjaga Keandalan Operasi Wilayah Rokan, Kamis (22/7).

Menurut dia, blok migas yang berkontribuasi paling lama di Indonesia dan masih memiliki potensi yang menarik adalah Blok Rokan. Nasib blok tersebut telah ditentukan sejak 2018. Saat itu masih top producer sehingga proses transisi dimulai dalam waktu yang panjang. 

“Maka transisi yang panjang ini dapat dilakukan secara seamless dan tidak ada kendala. Blok Rokan juga memiliki potensi cadangan dalam bentuk unkonvensional. Sumur yang paling banyak dioperasikan di Rokan, ada 10.000 sumur, yg beroperasi saat ini sekitar 8 ribuan,” ujar Fatar.

Fatar, strategi dalam pengelolaan blok Rokan pasca transisi untuk jangka pendek pada 2021 adalah mempertahankan produksi dan transisi yang sukses ke PHR, periode 2022-2025 adalah upaya peningkatan produksi dengan investasi yang signifikan termasuk telah berproduksinya Chemical EOR di Minas. Jangka panjang pada 2026 adalah produksi yang tinggi sesuai long term plan (LTP) PHR Rokan.

“Mengingat kontribuasi blok Rokan yang sangat besar tersebut, Pemerintah bersama SKK Migas telah memberikan perhatian ketika blok ini dalam proses peralihan dari kontraktor Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PHR. Untuk menjaga agar produksi blok Rokan tetap tinggi dan bisa dijaga secara optimal, telah ditandangani Head of Agreement (HOA) antara SKK Migas dan CPI pada 28 September 2020”, ujar Fatar. 

Di sisi lain, lanjut Fatar, PSC Rokan tidak mengatur pencadangan ASR. Dengan demikian, untuk menjaga tingkat produksi WK Rokan sangat bergantung kepada pengembalian biaya investasi.dengan adanya perjanjian Head Of Agreement (HOA), akan menjamin ketersediaan dana ASR serta pengembalian biaya investasi dapat dijamin. Jumlah program pemboran pada masa alih kelola di HOA berjumlah 192 sumur. 

“Namun melihat perkembangan yang ada, target pemboran tidak tercapai. SKK Migas telah melakukan koordinasi dengan PHR agar menggenjot pemboran sumur agar target produksi dan lifting 2021 dapat dicapai,” ujar Fatar. 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×