Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) telah melakukan upaya diversifikasi bisnis yakni ke sektor logam nikel. Meski di tahun ini aktivitas perdagangan atau trading nikel sudah berjalan, manajemen SGER tetap melihat bahwa segmen batubara masih mendominasi pendapatan di tahun ini.
Direktur Utama Sumber Global Energy, Welly Thomas memaparkan, pihaknya melakukan diversifikasi penjualan dengan mengawali penjualan logam nikel pada triwulan I 2022 melalui PT Sumber Mineral Global Abadi dan akan memberikan dampak pertumbuhan penjualan yang baik untuk SGER.
“Mengenai penjualan logam nikel, perusahaan tahun ini berusaha untuk memulai trading nikel di Sulawesi. Pada bulan ke 5 ini kami sudah mulai ada pengapalan ke smelter OSS dan Virtue Dragon,” jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Selasa (21/6).
Willy menerangkan, setelah memulai diversifikasi ke logam nikel ini, komposisi penjualan SGER masih akan didominasi dari trading batubara.
Baca Juga: Catur Sentosa Adiprana (CSAP) Lanjutkan Ekspansi Gerai dan Jaringan Distribusi
Namun, untuk bisnis nikel ini Willy berharap dengan keunggulan dan pengalaman di trading pihaknya yakin bisa mengembangkan bisnis nikel dengan baik ke depannya.
“Untuk sekarang pun kami ada negosiasi dengan tiga tambang nikel untuk mengakuisisi tambang tersebut, jadi perusahaan sangat serius kembangkan trading nikel ini. Jika memang terealisasi, maka investasinya bisa mencapai Rp 100 miliar,” kata Willy.
Selain memperluas portofolio bisnisnya ke logam nikel, SGER juga telah mengembangkan pilot project waste to energy. Pihaknya mengakuisisi PT Jabar Bersih Lestari, yang merupakan Badan Usaha yang dibentuk oleh Konsorsium Perusahaan pekerjaan Penyediaan Infrastruktur Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bersama-sama dengan PT Jasa Sarana selaku Badan Usaha Milik Provinsi Jawa Barat.
Proyek waste to energy dikatakan Welly merupakan proyek Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) yang melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Depok, Pemerintah Kabupaten Bekasi, dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dan dari pengolahan sampah tersebut akan dihasilkan produk Refuse Derived Fuel (RDF) yang dapat digunakan sebagai energi alternatif pembakaran.
Baca Juga: 80% Cadangan Timah di laut, Timah (TINS) siap genjot produksi
“RDF ini akan dibeli oleh Indocement dan kami sudah melakukan tandatangan perjanjian pembelian,” ungkapnya.
Welly menerangkan saat ini proyek waste to energy sedang dalam tahap pembelian mesin dari Eropa khususnya dari Jerman. Adapun perkembangan di lapangan saat ini sedang dalam tahap cut and fill dan persiapan penerimaan sampah diproyeksikan akan terealisasi pada akhir Juni 2022.