kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.944   -69,00   -0,43%
  • IDX 7.314   -0,06   0,00%
  • KOMPAS100 1.122   0,08   0,01%
  • LQ45 889   -2,07   -0,23%
  • ISSI 224   0,80   0,36%
  • IDX30 457   -1,54   -0,34%
  • IDXHIDIV20 551   -1,94   -0,35%
  • IDX80 128   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 137   0,04   0,03%
  • IDXQ30 152   -0,64   -0,42%

Summarecon genjot porsi pendapatan berulang


Senin, 02 Juni 2014 / 11:14 WIB
Summarecon genjot porsi pendapatan berulang
ILUSTRASI. Cha Eun Woo, dalam aktingnya di drakor Island sebagai pastor muda dengan keterampilan melakukan pengusiran iblis.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perusahaan properti yang selama ini lebih dikenal sebagai pengembang kota mandiri, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), mulai melebarkan sayap bisnisnya. Rencananya, Summarecon akan menggarap proyek mixed-use atau superblok yang berlokasi di Jakarta Barat, tepatnya di Slipi.

Presiden Direktur Summarecon Johanes Mardjuki bilang, perusahaannya hendak memanfaatkan areal atau landbank yang sudah disimpan sejak 1990-an. Luas lahannya sekitar 1,2 hektare (ha).

Selain itu, langkah ekspansi bisnis Summarecon ini juga sebagai upaya untuk mengerek porsi pendapatan berulang atau recurring income. "Sekarang ini, makin sulit mencari lahan. Kalau pun untuk membangun sebuah proyek properti untuk dijual lagi juga sayang," ujar Johanes kepada KONTAN, belum lama ini.

Makanya, landbank yang berlokasi di Slipi akan dijadikan proyek perkantoran dan hotel bintang empat yang seluruhnya akan disewakan guna memperbesar pendapatan berulang. Padahal, semula Summarecon sempat woro-woro mau membangun proyek apartemen saja di lokasi tersebut.

Asal tahu saja, pendapatan berulang Summarecon saat ini sekitar 24% dari seluruh pendapatan perusahaan ini. Sayangnya Johanes mengaku belum bisa menghitung seberapa besar potensi bisnis proyek di Slipi tersebut bisa memperbesar pendapatan berulang SMRA. Maklum saja, proyek ini baru bisa dimulai pengerjaannya paling cepat pada 2015 nanti.

Namun, Johanes sudah bisa memperkirakan untuk membangun proyek ini, perusahaannya mesti menggelontorkan investasi paling tidak sebesar Rp 1 triliun. "Tapi, asumsi tersebut bisa saja berubah mengingat proyek belum bisa dimulai dalam waktu dekat," imbuhnya.

Sebagai informasi tambahan, saat ini, Summarecon menguasai landbank dengan luas secara keseluruhan mencapai 1.200 ha. Yang terbesar berada Summarecon Serpong seluas 450 ha. Johanes bilang, perusahaannya belum punya rencana menambah landbank lagi dalam waktu dekat.

Faktor ini juga yang membuat Summarecon untuk saat ini lebih banyak mengerjakan gedung bertingkat, seperti apartemen yang tidak memerlukan areal yang luas. Meskipun margin laba dari proyek apartemen ini tidak begitu besar ketimbang proyek yang lain, seperti hunian.

Catatan saja, pada kuartal I-2014, Summarecon Agung meraih pendapatan Rp 938,02 miliar, atau tumbuh sekitar 10% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, laba bersih perusahaan ini justru merosot 14% menjadi Rp 273,89 miliar dari periode serupa tahun lalu.

Asal tahu saja, Summarecon memang tidak terlalu agresif menetapkan target pada 2014 lantaran tahun politik. Perusahaan ini membidik pendapatan Rp 4 triliun hingga Rp 4,5 triliun, sedangkan laba Rp 1 triliun hingga Rp 1,2 triliun.

Target tersebut tidak berubah signifikan dari pencapaian pendapatan dan laba bersih 2013, masing-masing senilai Rp 4,09 triliun dan Rp 1,10 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×