Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina EP Papua Field mencatat kinerja produksi positif di awal 2025. Sumur pengembangan SLW-C4X di Lapangan Salawati berhasil melampaui target dengan produksi awal (initial production/IP) mencapai 1.014 barel minyak per hari (bopd).
Papua Field yang berada di bawah pengelolaan Pertamina EP Zona 14 Regional 4 merupakan lapangan mature (brownfield) yang telah berproduksi sejak 1932. Meski berada pada fase penurunan alami produksi, upaya pengeboran dan optimalisasi lapangan masih mampu mendongkrak kinerja.
Field Manager Papua Field Ardi mengungkapkan, keberhasilan pencapaian produksi sumur SLW-C4X adalah bukti nyata bahwa semangat inovasi tiada henti, dan loyalitas tinggi tim untuk secara konsisten menghadapi semua tantangan yang ada membuktikan, usia produksi 100 tahun suatu brownfield bukanlah suatu akhir untuk menyerah pada keaadaan, namun bisa berubah menjadi awal optimisme yang menumbuhkan harapan baru bagi seluruh tim di Zona 14.
Baca Juga: Lampaui Target, Produksi Migas Pertamina EP Prabumulih Tembus 11.024 BOPD
"Potensi brownfield di Papua masih sangat menjanjikan untuk terus digali," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (31/12).
Hingga awal 2025, Papua Field yang mengoperasikan 130 sumur di tiga lapangan utama yaitu Klamono, Sele-Linda, dan Salawati, mencatatkan realisasi produksi month to date (MTD) sebesar 848 bopd, melampaui target yang ditetapkan.
Pertamina EP menjalankan strategi ofensif untuk menjaga keberlanjutan produksi, antara lain melalui program pengeboran empat sumur pengembangan di Lapangan Salawati, percepatan monetisasi gas di Klamono Utara W dan Markisa, pengembangan potensi minyak struktur Kembo, evaluasi reservoir kualitas rendah (low quality reservoir/LQR) di Sele-Linda, serta penjajakan percepatan komersialisasi gas struktur Mogoi Deep.
Sumur SLW-C4X mulai dibor pada 2 November 2025 menggunakan rig PDSI #11.2/N80B-M. Proses pengeboran hingga komplesi diselesaikan dalam waktu 42 hari.
Sumur ini mencapai kedalaman akhir 2.150 meter measured depth (2.091 meter true vertical depth) dengan target Formasi Kais. Hasil evaluasi menunjukkan kualitas reservoir lebih baik dari perkiraan awal.
Dengan dukungan teknologi artificial lift Electric Submersible Pump (ESP) tipe MG3200, uji produksi yang dimulai pada 12 Desember 2025 mencatat realisasi awal 581 bopd, di atas target 510 bopd. Produksi kemudian meningkat menjadi rata-rata 859 bopd pada 18 Desember 2025. Perkembangan terbaru menunjukkan kinerja sumur SLW-C4X stabil di kisaran 1.109 bopd.
Baca Juga: KAI Catat Penjualan Tiket Nataru 2025/2026 Hampir 3,8 Juta
Sebagai tambahan informasi, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina mengelola wilayah kerja migas yang tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, hingga Papua, dengan aset onshore dan offshore, serta satu fasilitas downstream Donggi Senoro LNG.
Selanjutnya: Dampak Bibit Siklon Tropis 90S Meluas, Hujan Lebat di 6 Provinsi Ini
Menarik Dibaca: Dampak Bibit Siklon Tropis 90S Meluas, Hujan Lebat di 6 Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













