Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 170 miliar pada tahun 2025. Capex ini untuk menunjang strategi perusahaan untuk memperkuat kapasitas produksi dan melanjutkan momentum pertumbuhan kinerja SUNI sepanjang 2024.
Direktur Utama SUNI Willy Johan Chandra mengatakan, alokasi capex tahun ini akan difokuskan pada kelanjutan pembangunan pabrik kedua milik anak usaha, PT Rainbow Tubular Manufacture (RTM), yang berlokasi di Batam. Pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 2026 dan diharapkan dapat meningkatkan output produk utama perseroan, yakni OCTG tubing dan casing.
“SUNI berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan hingga akhir tahun. Kami sangat mensyukuri hasil ini sebagai buah dari strategi bisnis yang tepat serta kerja keras seluruh tim,” ujar Willy dalam keterangan resmi, Rabu (9/4).
Pada kuartal IV 2024, SUNI mencetak rekor laba bersih sebesar Rp 205,1 miliar, tumbuh signifikan 103,6% secara tahunan (YoY). Pencapaian tersebut juga melampaui target tahunan yang telah direvisi, dengan tingkat realisasi mencapai 102,7%.
Baca Juga: Cetak Rekor, Laba Bersih SUNI Melesat 103,6% Menjadi Rp 205,1 Miliar
Pendapatan usaha SUNI turut meningkat 37,3% YoY menjadi Rp 1,05 triliun, didorong oleh lonjakan volume penjualan tubing sebesar 40,2% dan casing sebesar 21,4%.
Direktur Keuangan SUNI, Freddy Soejandy menambahkan, pencapaian keuangan 2024 mendorong perusahaan untuk merevisi target pertumbuhannya.
“Kami optimistis, tren pertumbuhan akan terus berlanjut seiring dengan ekspansi dan optimalisasi aset strategis yang tengah dikembangkan,” tuturnya.
Selain ekspansi pabrik, SUNI juga memperluas portofolio bisnis melalui pembentukan perusahaan patungan (joint venture) PT Petro Sinergy Manufacturing (PSM) bersama Jiangsu Jinshi Machinery Group.
Kuatnya kinerja keuangan SUNI juga tercermin dari lonjakan arus kas operasional sebesar 1008,4% YoY menjadi Rp 269,5 miliar, serta peningkatan ekuitas 33% YoY menjadi Rp 782,5 miliar. Struktur permodalan perseroan tetap solid dengan rasio debt to equity (DER) pada level 0,4 kali, jauh di bawah batas maksimum kredit sebesar 2,5 kali.
Baca Juga: Pendapatan Emiten Ritel LQ 45 Ini Kompak Naik di Tahun 2024, Intip Prospeknya
Selanjutnya: Pendapatan Emiten Ritel LQ 45 Ini Kompak Naik di Tahun 2024, Intip Prospeknya
Menarik Dibaca: Waspada Ancaman di Balik Trend Sewa Smartphone di Hari Raya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News