kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei LD FEB-UI: Standar keamanan aplikasi Gojek diakui tinggi


Jumat, 09 Oktober 2020 / 11:01 WIB
Survei LD FEB-UI: Standar keamanan aplikasi Gojek diakui tinggi
ILUSTRASI. GoRide Instan di Stasiun Terpadu


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Gojek terus meningkatkan standard keamanan pelanggan dan mitra lewat pengembangan beragam fitur pada aplikasinya.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB-UI) baru-baru ini melakukan riset terhadap ekosistem Gojek. Dari hasil riset, sebanyak 93% konsumen yang disurvei menyebut aplikasi Gojek punya standar keamanan yang lebih baik dibandingkan industri.

Ketertarikan LD FEB-UI untuk melakukan studi kasus pada ekosistem Gojek didasarkan pada pemikiran bahwa pandemi telah mendorong proses digitalisasi di Asia Tenggara menjadi lebih cepat lima tahun.

Baca Juga: Investasi Telkomsel di Gojek bakal perkuat bisnis digital

Penelitian ini melibatkan 4.199 orang responden dengan periode survey selama September 2020 yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei mandiri yang disebarkan secara daring.

Sebagai aplikasi on-demand yang paling banyak digunakan oleh konsumen di Indonesia, mayoritas konsumen bahkan menganggap kualitas hidupnya lebih baik sejak menggunakan Gojek dan menganggap pengalaman menggunakan layanan Gojek lebih baik dibandingkan saat menggunakan aplikasi digital lainnya.

Peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi mengatakan sebanyak 46% konsumen mengaku menjadi lebih sering menggunakan aplikasi Gojek selama pandemi.

Sebanyak 93% dari konsumen yang disurvei menganggap Gojek menyediakan layanan yang aman dan tepercaya serta lebih baik dari standar industri.

Bahkan 80% konsumen percaya jika Gojek menyediakan layanan yang bersih atau higienis dan aman dari risiko Covid-19, di mana aspek tersebut merupakan salah satu poin penting dalam pemilihan layanan oleh konsumen.

“Selama pandemi konsumen semakin bergantung pada layanan digital seperti pemesanan makanan, pengiriman barang, dan pembayaran digital. Selain itu, terjadi peningkatan penggunaan layanan digital yang sebelumnya belum banyak digunakan seperti layanan kesehatan melalui GoMed, dan amal melalui GoGive. Keberadaan platform digital seperti Gojek membantu konsumen beradaptasi dan menjaga produktivitas dalam situasi pandemi ini,” kata Alfidra dalam press rilisnya, Jumat (9/10).

Ia menambahkan, sebanyak 86% konsumen yang disurvei juga mengaku sangat terbantu oleh aplikasi Gojek dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru dan tetap produktif selama pandemi Covis-19.

Survei itu juga mencatat adanya peningkatan penggunaan berbagai fitur layanan dalam ekosistem Gojek dibandingkan jumlah transaksi yang tercatat sebelum pandemi. Sebanyak 65% konsumen mengaku lebih sering menggunakan layanan GoFood, diikuti layanan GoPay (68%), Paylater (57%) dan GoSend (36%).

Baca Juga: Gandeng PasarPolis, Allianz Life pasarkan asuransi kesehatan dalam platform Gojek

Kemudian, rata-rata pengeluaran konsumen per bulan untuk layanan belanja kebutuhan sehari-hari juga meningkat sebagaimana ditunjukkan pada layanan GoMart (44%) dan pemesanan makanan lewat GoFood (26%) sehingga secara keseluruhan jumlah saldo GoPay yang digunakan oleh konsumen per bulan meningkat 8%.

Menurut Alfindra, persepsi konsumen yang positif terhadap aplikasi digital yang membantu mereka selama pandemi akan membuat mereka semakin loyal terhadap platform tersebut.

Apalagi dengan mayoritas konsumen (90%) menganggap kualitas hidupnya lebih baik dengan adanya Gojek maka 94% konsumen mengakui akan tetap menggunakan aplikasi Gojek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×