Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan Survei Full Tensor Gravity Gradiometry (FTG) di area Papua telah mencapai 39%.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan pencarian cadangan migas baru dilakukan di area Akimeugah, Papua berjalan dengan lancar.
“Survey FTG adalah salah satu terobosan SKK Migas dalam akuisisi data potensi migas di wilayah Papua, karena SKK Migas melihat wilayah tersebut masih menyimpan potensi migas besar dan masih banyak area yang relatif belum dieksplorasi secara massif. Kegiatan dilakukan di daerah Akimeugah dan daerah Kepala Burung. Kami berharap survei menghasilkan kepastian data yang dapat mendukung kegiatan peningkatan produksi di masa depan,” kata Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas, Shinta Damayanti dalam keterangan resmi, Rabu (25/8).
Survei FTG adalah suatu jenis survey yang merupakan pengembangan teknologi dari survei Eksplorasi pendahuluan Gravity. Survei ini memiliki keunggulan yang signifikan dibandingan dengan teknologi sebelumnya, yaitu resolusi & akurasi yang tinggi serta memiliki daya cakupan yang luas dengan waktu operasi yang relatif sangat efisien dan efektif.
Baca Juga: Menilik ambisi RI setop ekspor gas untuk pemanfaatan dalam negeri di tahun 2036
Cekungan Akimeugah – yang menjadi salah satu lokasi survei- berada di daerah punggung Kepala Burung, Papua. Kegiatan survei FTG dimulai pada awal Juli 2021, dengan target seluas 60.440 km2. Keberadaan potensi migas di area Akimeugah yang realtif underexplore. Penemuan-penemuan yang relative massif dan besar di Negara PNG mendorong Indonesia melakukan studi di cekungan yang diindikasikan terhubung dengan cekungan-cekungan besar tersebut.
Target lokasi survey lainnya adalah daerah Kepala Burung. Kegiatan survei di wilayah ini akan mencakup wilayah seluas 45,580 km2. Survei ini dilaksanakan dalam rangka memperluas cakupan eksplorasi potensi migas yang analog dengan penemuan – penemuan pada level Tertiary di Salawati bagian Barat dan level Pre Tertiary di Area Bintuni dengan menggunakan generasi terbaru teknologi FTG keluaran tahun 2021. Pelaksanaan survei di kawasan ini akan mulai dilaksanakan pada akhir September 2021, karena juga sempat terkendala pandemic Covid-19 di Papua.
“Berdasarkan rencana awal, kegiatan survey FTG dimulai pada Mei 2021. Namun karena pesawat yang akan digunakan terkendala pandemic Covid-19 di India pada saat transit, maka pelaksanaan kegiatan mundur menjadi Juli 2021. Kami bersyukur, di tengah pembatasan kegiatan karena Pandemi Covid, progress kegiatan cukup bagus,” tambahnya.
Shinta menambahkan, salah satu tantangan operasi di kawasan Papua adalah tantangan operasi yang cukup besar dan biaya yang mahal. Namun demikian, potensi yang menjanjikan dari kawasan itu juga dapat menjadi daya tarik investor untuk ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Adapun, kegiatan Survei FTG di Akimeugah dan Kepala Burung, Papua dilakukan oleh SKK Migas – KKKS Jambi Merang. Program ini merupakan bagian dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang pada saat mendapatkan kontrak baru pengeloaan WK Jambi Merang.
Selain melakukan survey FTG, bagian KKP Pertamina Jambi Merang adalah pelaksanaan survey 2D di kawasan Indonesia Tengah dan Timur, serta Natuna yang sudah dilakukan pada tahun 2020. Pelaksanaan survey ini menjadi survey dengan cakupan wilayah terbesar di Asia.
Saat ini Pertamina masih melakukan evaluasi terhadap hasil seismic yang telah dilakukan. Evaluasi akan dilakukan sampai semester ke-3 tahun 2021. Setelah masa itu, Pertamina akan menyerahkan data kepada Pemerintah untuk ditawarkan kepada investor lain.
KKP adalah program pemerintah yang diusulkan SKK Migas untuk meningkatkan minat investor untuk melakukan kegiatan Eksplorasi. Komitmen dalam program ini dibicarakan dengan pemerintah dan SKK Migas sebelum kontrak PSC ditandatangani kedua belah pihak.
Selanjutnya: Penurunan harga gas di sejumlah lapangan dinilai tak ganggu keekonomian proyek hulu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News