Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada semester I-2020, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 1,46 triliun. Pendapatan menurun sebesar 19,2% dibanding Rp 1,81 triliun pada semester I-2019.
Berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan, penurunan ini terutama karena pendapatan segmen konstruksi dan perhotelan masing-masing turun 13,6% dan 57,9%. Sementara itu, pendapatan segmen bisnis properti SSIA meningkat sekitar 27,6%, terutama dari pembukuan penjualan lahan 0,7 hektar yang dibukukan sebesar Rp 13,4 miliar di kuartal I 2020.
Baca Juga: Harga batubara lesu, ini strategi ABM Investama (ABMM) menjaga kinerja
Sementara laba kotor pada semester I-2020 sekitar Rp 248,1 miliar, turun 38,5% dari laba kotor pada semester I-2019 sebesar Rp 403,3 miliar. Selain itu, EBITDA perusahaan pada semester I-2020 mencapai Rp 46,5 miliar, 68,9% lebih rendah dari EBITDA semester I-2019 sebesar Rp 149,5 miliar.
Kerugian bersih konsolidasi SSIA pada semester I-2020 berada pada Rp 122,9 miliar, turun 263,1% dari rugi bersih yang dibukukan di semester I-2019 sebesar Rp 33,9 miliar, karena kenaikan beban bunga sekitar 34,2% dari Rp 75,0 miliar di semester I-2019 menjadi Rp 100,7 miliar di semester I-2020.
Investor Relation Surya Semesta Internusa Erlin Budiman menjelaskan, SSIA telah menarik pinjaman dari International Finance Corporation (IFC) sebesar US$50 juta dari total fasilitas kredit US$100 juta pada pertengahan September 2019. Pinjaman ini dilakukan dengan skema Cross Currency Interest Rate Swap, dimana SSIA mendapatkan suku bunga tetap sebesar 10,06% untuk periode pinjaman hingga Juni 2026.
"Pinjaman ini telah mengakibatkan meningkatnya biaya bunga SSIA periode semester I-2020, Perusahaan berencana menarik sisa fasilitas pinjaman pada 4Q-2020," ujar Erlin, Rabu (12/8).
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) siapkan kas untuk bayar obligasi jatuh tempo Rp 1,3 triliun
Erlin menyebut, posisi kas perusahaan pada semester I-2020 mencapai Rp 1,10 triliun, turun 19,7% dari posisi kas semester I-2019 sekitar Rp 1,37 triliun, disebabkan perusahaan melakukan pembebasan lahan di Subang periode Januari-Juni 2020.
Sementara itu utang kena bunga untuk periode semester I-2020 sebesar Rp 1,91 triliun berdampak pada gearing ratio (jumlah pinjaman dibandingkan ekuitas) berada di level 44%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News