Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai memperbesar fokus sektor infrastruktur di tengah perlambatan bisnis properti dan kawasan industri. Melalui anak usahanya PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), SSIA tengah mengincar sejumlah proyek infrastruktur baik dalam posisinya sebagai kontraktor maupun sebagai investor.
Johannes Suriadjaja, Presiden Direktur SSIA mengatakan proyek infrastruktur yang tengah diincar antara lain konstruksi jalan tol milik swasta, distribusi air bersih dan pembangunan pembangkit listrik milik swasta berkapasitas 60 Megawatt (MW).
Namun, pengerjaan tol milik swasta mungkin baru bisa diperoleh tahun depan. "Saat ini proyek tol ini masih adalam proses menyiapkan dokumen tendernya. Jadi bisa meleset lagi ke tahun depan," kata Johannes pada KONTAN akhir pekan lalu.
Adapun sebagai investor, NRCA masih terus membidik konsensi jalan tol, meski sempat gagal membidik proyek tol milik BUMN. Namun, Johannes tidak menjelaskan ruas tol yang akan dibidik perseroan.
Priscila Endita, Investor Relation NRCA mengatakan, sebagai perusahaan swasta pihaknya sulit untuk mendapat peluang menjadi pemegang konsesi jalan tol karena investasinya memakan biaya besar.
Priscila mengaku, pihaknya sudah beberapa kali mencoba mengincar konsesi tol namun gagal. Kendati begitu NRCA tidak lantas menyerah. Dia bilang, perseroan masih akan terus membidik invetasi pada jalan tol yang memiliki prospek bagus baik dari sisi trafik dan nilai komersialnya.
NRCA akan mengandalkan strategi kerjasama untuk memperkuat pendanaan dalam mendapatkan konsensi jalan tol untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan BUMN yang bermodal jauh lebih besar.
NRCA sebetulnya telah memiliki pengalaman menggarap konsesi jalan tol. Perusahaan telah berinvestasi di jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang sudah beroperasi sejak pertengahan tahun 2015. Jalan tol yang dioperasikan PT Lintas Marga Sedaya tersebut diperkirakan masih merugi tahun ini sekitar Rp 500 miliar.
"Trafik tol Cipali sebetulnya bagus tapi komposisinya masih didominasi sedan. Truk masih memilih lewat jalur Pantura karena gratis. Padahal dalam rencana truk berkontribusi 45%, saat ini masih 15% disana." kata Johannes.
Hingga akhir September 2016, NRCA telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 1,98 triliun atau 60% dari target tahun ini yakni Rp 3,3 triliun. Kontrak baru tersebut sebagian besar didapat dari sektor properti di antaranya Branz BSD, Post Gradute Building Univesitas Gajah Mada Yogyakarta, Extention of Rimba Hotel Bali, Hotel Renaissance dan lain-lain.
Priscila optimis pihaknya masih bisa mencapai target kontrak baru tahun ini. Adapun strategi yang akan dilakukan untuk mengejar target dalah memberikan harga yang kompetitif dan proaktive dalam mencari proyek serta menjalin hubungan yang baik dengan pemilik proyek yang telah diperoleh selama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News