Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Rizki Caturini
CIKAMPEK. Perusahaan penghasil produk pembasmi hama dan benih pertanian PT Syngenta Indonesia berencana ekspansi pabrik di Pasuruan Jawa Timur dengan nilai investasi senilai US$ 25 juta. Pabrik tersebut untuk peningkatan kapasitas dan kualitas produksi benih pangan.
Menurut Adi Gunawan Country Head PT Sygenta, pabrik tersebut untuk produksi benih jagung hibrida, dan buah dan sayuran seperti tomat, timun, semangka, dan lainnya. Produk pangan tersebut untuk dijual untuk konsumsi maupun pakan ternak.
Pabrik tersebut berkapasitas 6.000-7.000 ton per tahun. Sebenarnya Sygenta memiliki lahan sebanyak 20 hektare (ha), namun tahap awal pabrik akan dibangun di lahan 10 hektar. Adi menuturkan saat ini proses pembangunan pabrik sudah mencapai 70% dan dalam waktu dekat sudah mulai beroperasi.
Sebenarnya Syngenta sudah terjun ke bisnis benih tiga tahun lalu. Namun Syngenta belum punya pabrik untuk produksi benih atau mengandalkan petani dan pihak ketiga di Jawa Timur untuk produksi. "Kami masih tergantung dengan pihak ketiga untuk produksi," ungkapnya.
Adi menuturkan potensi bisnis benih jagung hibrida sangat tinggi. Di Indonesia terdapat 4 juta lahan jagung dan 50% di antaranya adalah jagung hibrida. Adi memperkirakan tahun lalu pasar benih jagung mencapai US$200 juta.
Kebutuhan jagung nasional sebagian besar untuk konsumsi peternakan. "Pasar bertambah terus seiring kenaikan konsumsi penduduk terhadap daging ternak," ungkapnya.
Agar penjualan benih meningkat Sygenta akan meluncurkan varian benih baru. Jangka pendek varian pertama jagung hibrida akan segera diluncurkan untuk jangka panjang yakni tiga sampai empat tahun mendatang Syngenta akan menjual benih padi.
Perusahaan multinasional asal Swiss ini merajai pasar bisnis pestisida sebesar 20-25% di tanah air. Sudarmanto Marketing Head Syngenta menuturkan tiap tahun bisnis pestisida Sygenta naik 14-15% tiap tahun yang pabriknya berada di Gunung Putri Bogor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News