Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Fujitsu Indonesia menambah distributor baru di segmen laptop. Produsen asal Jepang ini menggandeng PT Synnex Metrodata Indonesia anak perusahaan Metrodata group sebagai distributor resmi untuk jajaran produk laptop Fujitsu di Indonesia.
Catatan saja, SMI memiliki tujuh pusat distributsi yang tersebar di kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Medan dan Makassar. Diperkuat juga oleh empat pusat logistik di Padang, Palembang, Pontianak dan Banjarmasin.
Ewin Tan, Country Head Infrastructure Services & Solutions (ISS) PT Fujitsu Indonesia mengatakan, pihaknya menambah distributor karena ada distributor lama yang belum berniat berekspansi banyak. Catatan saja ada tiga distributor sebelum, SMI yakni PT ECS Indojaya, PT Tixpro Informatika Megah, PT Central Data Technology dan PT Mitra Sinergi Distribusi.
Setelah kerja sama ini Fujitsu belum ada niatan untuk menambah distributor baru. Yang pasti tahun depan, Fujitsu akan meluncurkan 4 laptop baru. Masing-masing produk punya tiga ukuran berbeda yakni 13, 14, dan 15 inch. "Ini strategi kami juga untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan di pasar konsumer maupun korporasi di Indonesia," tutur Ewin Rabu (14/12).
Tapi sebenarnya, Fujitsu mengincar pasar korporasi sebagai tulang punggung penjualan. Ewin mengungkapkan pihaknya menerapkan prinsip Bussiness to Business (B2B) dengan perusahaan di Indonesia. Ia tidak memungkiri sebagai produsen Jepang maka penjualan didorong juga oleh perusahaan asal Jepang yang berada di indonesia. Sayangnya, nama perusahaan enggan diungkapkan.
Achmad Sunuadji Sofwan, Managing Director PT Fujitsu Indonesia mengatakan, sebenarnya dari total penjualan keseluruhan laptop hanya sebesar 10% dari total penjualan. Di tahun fiskal depan diharapkan bisa meningkat 13%. Selebihnya bisnis Fujitsu sebenarnya berada di penjualan scanner maupun server yang ditawarkan ke pihak swasta maupun pemerintah.
Saat ini klien bisnis dari Fujitsu berasal dari perusahaan manufaktur, minyak dan gas, elektronik maupun perbankan. Tahun ini pertumbuhan penjualan masih lesu dan diprediksi hanya bisa meningkat 10%. Tahun depan penjualan diprediksi bisa naik 12-13% yang didukung oleh arah pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News