kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun Baru, harga pangan kembali naik


Minggu, 01 Januari 2017 / 18:35 WIB
Tahun Baru, harga pangan kembali naik


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pada penghujung bulan Desember 2016 harga pangan mengalami kenaikan dua kali. Pertama saat menyambut perayaan Natal dan jelang Tahun Baru. Pada saat menyambut Natal harga pangan sudah naik rata-rata 10%-20%. Kemudian menyambut Tahun Baru, harga komoditas pangan kembali diprediksi naik sekitar 20%. Jadi sepanjang Desember 2016 sampai awal Januari 2017 ini harga pangan diprediksi naik sampai 40%.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menuturkan, sejak Natal harga semua komoditas pangan di pasaran sudah melonjak. Mulai dari harga gula pasir yang naik menjadi Rp 14.500 dari sebelumnya sekitar Rp 13.500 per kg, cabai rawit hijau naik dari sebelumnya Rp 80.000 per kg menjadi Rp 85.000 per kg. Sementara cabai rawit hijau naik dari Rp 68.000 per kg menjadi Rp 71.000 per kg. Harga daging sapi naik dari Rp 120.000 per kg menjadi Rp 125.000 per kg, harga telur ayam ras naik dari Rp 20.000 per kg menjadi Rp 23.000 per kg.

Demikian juga harga bawang putih naik dari Rp 39.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg saat ini. "Harga ayam dalam dua hari ini saja naik dari Rp 32.000 per kg menjadi Rp 35.000 per kg," ujar Abdullan kepada KONTAN, akhir pekan ini.

Abdullah mengatakan harga pangan ini masih naik saat menyambut Tahun Baru sekitar 10% hingga 20% lagi dari harga saat ini. Kenaikan harga pangan ini, lanjut Abdullah sudah terjadi setiap tahun. Kenaikan ini selalu terulang setiap tahun, karena pemerintah tidak melakukan banyak hal untuk meredam kenaikan harga pangan seperti penyebaran dan pemerataan bahan kebutuhan pokok di seluruh pelosok tanah air.

Menurut catatan Ikappi, kenaikan harga pangan saat Tahun Baru terjadi karena banyak masyarakat yang memilih berkumpul dan merayakan pergantian tahun bersama keluarga besar mereka. Akibatnya, kebutuhan akan pangan juga melonjak.

Sampai saat ini, Abdullah mengatakan para pedagang belum merasakan adanya intervensi pemerintah untuk menekan kenaikan harga pangan berupa penyebaran stok pangan di sejumlah pasar. Padahal, pedagang telah meminta agar pemerintah memfasilitasi pedagang mendapatkan bahan pangan pokok yang murah dari produsen di daerah.

Berbeda dengan Ikappi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim sebagian besar harga komoditas pangan pada akhir Desember tahun ini mengalami penurunan dibandingkan pada bulan November lalu. BPS mengklaim harga beras, cabai merah, bawang merah, tempe, dan ikan turun.

Kendati begitu, BPS mengakui ada juga komoditas pangan yang harganya tengah naik seperti bawang putih dari sebelumnya Rp 38.042 per kg menjadi Rp 38.972, cabai rawit naik dari Rp 49.855 per kg pada Oktober rmenjadi Rp 72.822 per kg saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×