kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun Depan, Adidas Berniat Tambah Kapasitas Produksi


Jumat, 08 Agustus 2008 / 18:35 WIB
Tahun Depan, Adidas Berniat Tambah Kapasitas Produksi


Reporter: Abdul Wahid Fauzie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Adidas benar-benar menepati janjinya untuk tidak hengkang dari Indonesia. Bahkan, Adidas bersiap meningkatkan produksinya di Indonesia tahun depan. Adanya rencana itu membuktikan bahwa investasi Adidas tidak terpengaruh dengan permasalahannya atas PT Prima Inreksa Industries.

Adanya rencana peningkatan kapasitas produksi itu diungkapkan oleh Edi Wijanarko, Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo). Dia bilang, "Kapasitas produksinya akan ditingkatkan sebanyak 2,4 juta unit," tegasnya, hari ini. Saat ini kapasitas produksi Adidas diperkirakan mencapai 6 juta unit.

Nantinya, Adidas akan memberikan order tersebut kepada tiga perusahaan sepatu yang saat ini sedang dibangun dengan total investasi mencapai US$ 200 juta. Ketiga perusahaan tersebut berlokasi di Sukabumi, Surabaya, Tangerang.

Salah seorang sumber KONTAN membisikkan, Adidas bahkan berencana menambah ordernya kepada empat perusahaan. Mereka adalah PT Niko Mas berlokasi di Sukabumi sebanyak 1 juta pasang sepatu, PT Park Line di Surabaya yang juga memproduksi sebanyak 1 juta pasang sepatu, PT Cinglo di Tangerang yang akan 250 ribu pasang sepatu dan PT Prima Anjaya di Surabaya yang akan menerima order yang mencapai 250 ribu pasang sepatu.

Penambahan order ini, menurut Edi, lantaran Adidas menilai iklim investasi di Indonesia masih menjanjikan. Dia mengatakan, ada beberapa alasan mengapa Adidas mengalihkan ordernya ke Indonesia. Salah satunya, upah tenaga kerja Indonesia masih jauh lebih murah ketimbang China. Selain itu, penguatan mata uang China membuat harga bahan baku di Negeri Panda itu lebih mahal ketimbang Indonesia.

Horst Stapt Head of Footwear Sourcing Adidas Group membenarkan rencana penambahan volume produksi dari Indonesia. "Ini akan kita lakukan secara bertahap," katanya, siang tadi. Menurutnya, dalam dua tahun ke depan, pihaknya akan memberikan order kepada beberapa perusahaan sepatu baru itu.

Sementara itu, Direktur Industri Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Budi Irmawan membenarkan, bahwa saat ini ada tiga hingga empat perusahaan sepatu yang sedang memasuki tahap konstruksi. Dia mengatakan, ketiga perusahaan tersebut  akan mulai berproduksi tahun depan. "Total kapasitasnya diperkirakan mencapai 2,5 juta unit," tegasnya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×