kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

BNI Siap Kucurkan Dana untuk Kontraktor Adidas


Senin, 30 Juni 2008 / 17:21 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

JAKARTA. Ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang akan terjadi pada sejumlah karyawan PT Prima Inreksa Industries rupanya membuat Departemen Perindustrian (Depperin) resah. Buktinya, Depperin kembali bertemu manajemen Bank Negara Indonesia (BNI) untuk mengucurkan modal kerja bagi perusahaan tersebut.

Ansari Bukhari, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Depperin mengatakan ia kembali bertemu manajemen Bank BNI pekan lalu. "Jumat kemarin kami bertemu Bank BNI," katanya, hari ini. Menurut Ansari, dalam pertemuan itu membahas tentang kucuran dana kepada PT Prima Inreksa.

Ansari bilang bahwa manajemen Bank BNI sedang melakukan kajian untuk melakukan restrukturisasi utang PT Prima Inreksa. Pasalnya, hingga kini PT Prima Inreksa belum menghentikan produksinya. "Dalam waktu tiga bulan Bank BNI akan melakukan restrukturisasi bunga dan jangka waktunya, namun semua sangat bergantung PT Prima," tegasnya.

Asal tahu saja, saat ini utang pokok PT Prima Inreksa kepada Bank BNI mencapai US$ 37,25 juta. Sedangkan utang PT Prima kepada supplier sebesar US$ 8 juta. Nah, untuk berlangsungnya kinerja perusahaan, PT Prima membutuhkan dana sekitar US$ 5 juta.

Masih berproduksinya perusahaan tersebut karena manajemen telah mengucurkan dana pribadinya untuk tetap mempertahankan produksi. Sayang, Ansari belum mengetahui berapa banyak dana yang dikucurkan pemilik perusahaan. "Saya juga tidak tahu asal dananya," tuturnya.

Bukan hanya restrukturisasi utang, Bank BNI kemungkinan akan mengucurkan pinjaman lagi. Namun, Bank BNI memberikan syarat, di antaranya Adidas masih memberikan kontrak, serta pemilik perusahaan mengucurkan dana sendiri untuk melangsungkan usahanya.

Sayangnya hingga berita ini diturunkan, KONTAN tidak berhasil menghubungi manajemen PT Prima. Operator telepon perusahaan mengatakan manajemen perusahaan sudah tidak ada ditempat karena jam kerja telah selesai.

Hendrik Sasmito, Ketua Urusan Sport Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengatakan ia telah bertemu dengan manajemen PT Prima Inreksa dua pekan lalu. Ia menyarankan kepada PT Prima Inreksa agar menyiapkan dana untuk membeli bahan baku pembuat sepatu. "Ini untuk kebaikan perusahaan," tegasnya.

Hendrik menjelaskan bahwa selama ini Adidas lah yang membelikan bahan baku untuk sepatu. "Sudah satu tahun Adidas yang membelikan," ucapnya. Karena alasan itu pula, Adidas masih berniat memutuskan kontrak pada Desember 2008. "Belum ada yang berubah," katanya.

Ratu Atut Choisiyah, Gubernur Banten menandaskan akan melakukan kordinasi dengan Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan terkait pemutusan kontrak tersebut. "Jangan sampai ada PHK besar-besaran di wilayah saya," tegasnya, akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×