kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Tahun depan, Gunanusa incar 10 tender rig


Kamis, 23 Desember 2010 / 10:37 WIB
Tahun depan, Gunanusa incar 10 tender rig


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

CILEGON. Meski investasi minyak dan gas (migas) di Indonesia kurang bergairah, permintaan pembuatan anjungan lepas pantai (rig) tetap ada. Sebagai bukti, produsen anjungan lepas pantai PT Gunanusa Utama Fabricators tengah mengincar 10 tender pengadaan rig di tahun 2011.

Direktur komersial dan Bisnis Gunanusa Sigit Purwanto menjelaskan, enam dari 10 tender tersebut merupakan tender di dalam negeri. Empat sisanya tender anjungan lepas pantai di luar negeri. "Dari sepuluh, tidak semuanya bisa kita dapatkan. Biasanya, dalam setahun itu, paling banyak kita hanya mengerjakan tiga proyek," ujar Sigit Rabu (22/12).

Di Indonesia di antaranya, Gunanusa akat mengikuti tender pembuatan anjungan lepas pantai di wilayah Kalimantan Timur milik Pearl Oil dan di blok Sibi Nubi milik Total E&P Indonesie. Selain itu, masih ada kebutuhan anjungan untuk blok Kepodang, Ketapang, Bukit Tua, dan lapangan Wortel milik Santos. Sedangkan di luar negeri, Gunanusa akan mengikuti tender di India, Myanmar, dan Thailand.

Di 2010, menurut Sigit, Gunanusa telah mendapatkan tiga proyek. Dua proyek di luar negeri, yakni di India dan Thailand, dan satu proyek lainnya adalah rig di Ujung Bangka, Laut Jawa. Nilai ketiga proyek itu US$ 640 juta.

"Proyek di India nilainya US$ 330 juta, Kemudian proyek di Thailand sebesar US$ 180 juta dan proyek di Laut Jawa US$ 130 juta," terang Sigit.

Ketiga proyek itu sudah mulai digarap sejak awal Januari 2009. Bahkan, Gunanusa sudah menyelesaikan sebagian dan akan segera mengirimkan akhir tahun ini. Sebagian lagi dikrim tahun depan.

Gunanusa akan mengirimkan platform ke India akhir tahun ini. Kemudian, untuk di Laut Jawa, platform akan dikirim Januari 2011. "Sedangkan Thailand baru dikirim Mei 2011," jelas Sigit. Pengerjaan masing-masing proyek itu membutuhkan waktu 18 hingga 22 bulan.

Membidik Natuna

Saat ini, di Indonesia, ada lima perusahaan yang sejenis dengan Gunanusa. Direktur Operasi Gunanusa Eddy Rijanto mengungkapkan, dari lima perusahaan tersebut, pangsa pasar Gunanusa sekitar 30%. Tahun depan, Gunanusa berharap bisa mempertahankan pangsa pasar itu.

Selain mengikuti sepuluh tender tersebut, Eddy mengakui, Gunanusa juga melirik proyek Natuna D Alpha milik Pertamina. Eddy yakin, Gunanusa mampu menggarap rig sesuai kebutuhan lapangan tersebut.

"Kami pernah membuat proyek anjungan lepas pantai yang banyak sulfurnya. Natuna memiliki kandungan karbondioksida tinggi dan kami bisa membuatnya," papar Eddy.

Gunanusa memang cukup berpengalaman. Beberapa rig buatan Gunanusa yang digunakan di dalam negeri antara lain rig di Lapangan Pechiko, Blok Mahakam, Kalimantan Timur, milik Total E&P Indonesie dan fasilitas produksi gas BP Tangguh di Papua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×