kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun Depan, MAMI Lanjutkan Sejumlah Ekspansi Bisnis yang Tertunda Akibat Pandemi


Rabu, 29 Desember 2021 / 17:38 WIB
Tahun Depan, MAMI Lanjutkan Sejumlah Ekspansi Bisnis yang Tertunda Akibat Pandemi
ILUSTRASI. PT. Mas Murni Indonesia Tbk


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, PT Mas Murni Indonesia Tbk akan melanjutkan sejumlah ekspansi bisnis yang tertunda akibat pandemi Covid-19. Salah satu agenda bisnis yang akan dilanjutkan oleh emiten berkode saham MAMI di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini adalah pembangunan proyek Mixed Used Development di Surabaya. 

Direktur MAMI, Peterjanto Suharjono memaparkan setelah terhambat dengan adanya pandemi, Mas Murni Indonesia melalui PT Anugerah Mitra Lestari menargetkan di tahun 2022 sudah dapat melanjutkan kembali pembangunan proyek mixed used development yang berlokasi di jalan Embong Malang Surabaya.

"Perseroan optimis bahwa proyek ini akan dapat diselesaikan dalam waktu 24 bulan sejak dilanjutkannya pembangunan di 2022," jelasnya dalam paparan publik, Rabu (29/12). 

Selain melanjutkan pembangunan proyek mixed used, MAMI juga akan melanjutkan proyek perumahan Garden Estate di awal tahun depan. 

Peterjanto mengungkapkan, MAMI melalui PT Tiara Raya mengembangkan proyek Garden Estate yang terletak di tengah kota Gresik seluas 6 HA. Adapun, pada awal tahun 2020, pihaknya telah melaksanakan launching untuk penjualan dan pembangunan atas unit yang telah terjual. Namun, terhenti karena dampak pandemi.Lantas, dengan adanya pemulihan ekonomi, MAMI akan melanjutkan proyek pada awal tahun 2022.

Baca Juga: Pendapatan melorot 45,53%, Mas Murni (MAMI) catat rugi bersih di kuartal III-2020

Tidak hanya itu, di tahun depan MAMI juga akan memacu agenda bisnis di fasilitas rekreasi dengan konsep glamping area dan outbond, bernama Forest Garden yang berada di Cisarua Bogor.

Peterjanto menjelaskan,  pada tahun 2020 salah satu destinasi wisata yang dikelola Mas Murni Indonesia ini semakin diminati wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Adapun sampai dengan kuartal IV 2020 terdapat 20 glamping area yang sudah beroperasi penuh. 

Kendati sempat terkendala pandemi sehingga pengembangan terhambat, sejak Oktober 2021 aktivitas bisnis di Forest Garden diakui berangsur pulih dan diharapkan dapat berkontribusi pada kinerja MAMI di 2022. Di tahun depan, Mas Murni akan menambah jumlah glamping yang sebelumnya 20 unit menjadi 30 unit glamping di 2022. 

Di segmen bisnis yang lain, Mas Murni Indonesia melalui PT Indo Udang Mas Lestari juga mengembangkan usaha di bidang budidaya perikanan khususnya budidaya udang Vaname untuk memenuhi permintaan dari pasar nasional maupun multinasional. 

"Selama pandemi, kinerja juga terdampak dan hanya dapat mengoperasikan 5 petak tambak pada tahun 2021 akan tetapi mulai bulan Oktober 2021 kinerja mengalami pemulihan secara bertahap," ungkap Peterjanto. 

Seiring dengan kondisi yang mulai pulih, di tahun depan MAMI merencanakan akan mengoperasikan 12-20 petak tambak. Pada segmen bisnis perhotelan dan perkantoran, Peterjanto mengungkapkan, pandemi sangat memukul bisnis Garden Palace Hotel dan perkantoran IBT Center. 

"Dengan adanya pandemi dan kebijakan PPKM berdampak pengurangan jumlah kamar yang dioperasikan menjadi 40% dari total kamar bahkan di tahun 2020 sempat ditutup selama kurang lebih 3 bulan," ujarnya. 

Namun dengan pemulihan pandemi sejak Oktober 2021 kinerja hotel terjadi pemulihan dan MAMI akan mengoperasikan kembali seluruh 360 kamar pada awal 2022. Pada tahun 2022 Garden Palace Hotel akan bekerjasama dengan IDeA Indonesia international Development Academy untuk membuka pelatihan perhotelan “Teaching Factory” di Garden Palace Hotel dan IBT Center.

Secara umum, Peterjanto mengakui, tahun 2021 merupakan tahun yang berat bagi Mas Murni Indonesia karena dihadapkan pada berbagai macam tantangan, baik dari dalam maupun dari luar.

Salah satu tantangan yang memiliki dampak sangat besar bagi MAMI adalah pandemi global yang berlangsung sejak tahun 2020. Pandemi membuat masyarakat dunia dituntut membatasi diri, baik secara sosial maupun mobilitas dalam kegiatan rutin sehari- hari, sehingga berdampak pada bisnis-bisnis di sektor pariwisata. 

Dampak pandemi ini juga tercermin pada turunnya pendapatan hotel, restoran, dan tempat kebugaran. Selain itu, penurunan juga terjadi pada pendapatan sewa perkantoran dan budidaya tambak. Tidak hanya itu, pandemi juga berdampak pada belum dapat direalisasikan proyek properti MAMI. 

 

Melansir materi paparan publik yang dirilis pada Rabu (29/12), sampai dengan September 2021 pendapatan Mas Murni Indonesia turun hingga 44,7% yoy dari sebelumnya Rp 63,42 miliar di September 2020 menjadi Rp 35,03 miliar. Di periode ini MAMI mencatatkan rugi bersih yang lebih besar senilai Rp 28,02 miliar dari yang sebelumnya hanya Rp 1,43 miliar di September 2020. 

Dengan adanya hambatan yang dihadapi selama masa pandemi, Peterjanto mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan upaya bisnis pasca-pandemi Covid-19. Pertama, dengan mempertahankan operasional hotel, restoran, dan tempat kebugaran dengan menerapkan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. 

Kedua, melakukan inovasi produk dan layanan yang lebih bervariasi pada menu makanan, termasuk di antaranya makanan frozen. Ketiga, memberikan diskon yang kompetitif untuk member tempat kebugaran, tamu hotel, dan club. 

Keempat, pada produk properti diberikan bonus tertentu untuk menarik minat para pelanggan yang hendak membeli hunian. Terakhir, upaya kelima adalah pada produk udang Vaname, MAMI akan terus melakukan intensifikasi dari tambak yang ada serta menambah petak tambak untuk dikembangkan menjadi kurang lebih 20 petak pada tahun 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×