kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini, ekspor ikan teri kering naik 27,9%


Kamis, 25 November 2010 / 07:22 WIB


Reporter: Raka Mahesa W |

JAKARTA. Gangguan cuaca tak sepenuhnya berdampak buruk terhadap produksi dan ekspor produk perikanan. Salah satu produk perikanan yang justru bergairah adalah ikan teri kering. Selama periode Januari-Agustus 2010, volume ekspor teri mencapai 1.132 ton. Jumlah ini naik sebesar 27,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 885 ton.

Martani Huseini, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan menegaskan, kenaikan volume ekspor disebabkan tangkapan teri tahun ini lebih baik dari tahun 2009. Penasehat Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) Shidiq Moeslim menambahkan, kenaikan ini terjadi karena jumlah teri yang berada di laut meningkat. "Teri 100% bergantung pada alam. Peningkatan tangkapan terjadi karena alam menyediakan lebih banyak teri," katanya kepada KONTAN, Rabu (24/11).

Selama ini, penangkapan teri dilakukan oleh para nelayan dengan perahu kecil. Sebelum diekspor, ikan tersebut diolah dulu, yaitu dengan direbus, dan diproses hingga setengah kering. Sejauh ini, sekitar 85% pasar ekspor teri adalah Jepang. Selain ke Jepang, ekspor teri juga masuk ke Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura.

Shidiq menyatakan, kebutuhan Jepang untuk teri lumayan tinggi karena pemerintah Negeri Sakura tersebut membuat kebijakan teri sebagai menu makanan anak sekolah TK dan SD. Pemerintah Jepang menilai, teri memiliki kandungan gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan.

Martani menambahkan, tingginya kebutuhan teri di Jepang juga tidak lepas dari kebiasan masyarakat Negeri Matahari Terbit itu yang menjadikan teri sebagai kudapan. Nah, kenaikan volume pengiriman ini pun berimbas terhadap nilai ekspor teri. Selama delapan bulan, nilai ekspor teri mencapai US$ 8,23 juta. Jumlah ini naik 54,21% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 5,34 juta.

Selain peningkatan produksi teri Indonesia, kenaikan volume dan nilai ekspor kita juga terjadi karena hasil tangkapan ikan mungil ini di Jepang merosot. Bersama Indonesia, Jepang adalah penghasil teri terbesar di dunia. Tapi, berbeda dengan Indonesia yang bisa menangkap teri sepanjang tahun, masyarakat Jepang cuma bisa mengambil teri saat kondisi perairan hangat yakni September-November. Selain kedua negara, Thailand dan Vietnam menjadi produsen teri terbesar ketiga dan keempat di dunia.

Tak ayal, penurunan produksi Jepang membuat harga teri asal Indonesia turut menanjak dalam empat bulan terakhir. Apalagi, Jepang menambal seluruh kekurangan produksi dengan cara mengimpor teri dari Indonesia. "Kualitas teri Indonesia nomor satu di dunia," tandas Shidiq.

Kemarin, harga teri asal Indonesia sudah menembus US$ 13,8 per kilogram (kg) di Jepang. Harga ini melonjak 53,3% dari Agustus yang masih US$ 9 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×