Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Tahun ini ekspor mebel dan rotan Indonesia masih akan lebih terpuruk ketimbang tahun 2009; turun sekitar 10% - 20% ketimbang tahun 2009. Pasalnya, permintaan produk mebel dan rotan dari pasar internasional masih lesu akibat krisis keuangan yang terjadi di berbagai penjuru dunia, termasuk di Eropa dan Amerika.
Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Hatta Sinatra mencatat, hingga tahun 2009 lalu ekspor mebel dan rotan Indonesia mencapai US$ 1,52 miliar, sudah mulai melorot dari tahun 2008 yang mencapai US$ 2,13 miliar. Nah, bila diperkirakan melorot hingga 20%, maka sepanjang tahun ini ekspor rotan dan mebel Indonesia hanya akan mencapai sekitar US$ 1,22 miliar.
Hatta memperkirakan, pasar mebel dan rotan internasional masih akan belum pulih hingga tahun depan karena pemulihan kondisi ekonomi Eropa dan Amerika tidak secepat yang dibayangkan. Karenanya, "Ke depan industri mebel dan rotan Indonesia perlu melakukan promosi yang gencar," kata Hatta di Jakarta, Selasa (9/11).
Selain untuk menjaga eksistensi produk mebel dan rotan nasional, promosi ini juga dilakukan untuk merangsang menggeliatnya kembali pasar mebel internasional.
Pameran internasional
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemprin) Benny Wachjudi pun tak menampik hitungan kemerosotan ini. Kemprin pun akan melakukan promosi secara masif dengan cara mengikuti pameran di luar negeri mulai tahun 2011.
"Mulai tahun 2011 kita akan mengikuti berbagai pameran mebel internasional di Shanghai (China), Spanyol, dan Amerika Serikat. Harapannya, produk mebel bisa dikenal di luar negeri," jelasnya.
Hatta berharap, pameran ini akan bisa membawa para pengusaha ini untuk kembali ke pasar sekaligus mendukung pemulihan pasar ekspor mebel dan rotan. Pasalnya, selama dua tahun ini sudah ada beberapa pengusaha yang tidak ke pasar.
Meski pada tahun 2011 industri mebel dan rotan belum akan menunjukkan tanda-tanda perbaikan, tapi Hatta berharap penurunan ekspor produk mebel dan rotan sudah mulai bisa ditahan. "Dengan kita selalu ada di pasar, mudah-mudahan industri ini akan bangkit. Tahun depan industri ini akan mulai pulih,"jelas Hatta.
Meski begitu, Benny mengimbuhkan, butuh waktu yang cukup panjang untuk bisa memulihkan ekspor mebel dan rotan kembali ke posisi puncaknya di tahun 2008 yang mencapai US$ 2,13 miliar. Setidaknya butuh waktu dua atau tiga tahun ke depan untuk memulihkan nilai ekspor seperti tahun 2008. Untuk itu pula, dibutuhkan pertumbuhan ekspor sekitar 20% per tahun.
Tak hanya promosi saja, ongkos untuk promosi juga harus ditingkatkan. "Selain itu,inovasi, desain, dan pengembangan produk juga harus lebih giat lagi," kata Hatta.
**Data Ekspor dan Produksi
Produksi Furniture Kayu
Tahun Volume (ton)
2007 2,27 juta
2008 2,22 juta
2009 1,99 juta
Produksi Rotan Olahan
Tahun Volume (ton)
2007 373.000
2008 304.000
2009 270.000
Volume Ekspor Furniture
Tahun Nilai (US$)
2008 2,13 miliar
2009 1,52 miliar
Sumber : Data Kementerian Perindustrian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News