kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Tahun ini, penjualan obat naik 12% jadi Rp 38 triliun


Senin, 13 Desember 2010 / 08:46 WIB
Tahun ini, penjualan obat naik 12% jadi Rp 38 triliun
ILUSTRASI. Tawaran Usaha Pempek Mozarella Cik Lampung


Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kinerja industri farmasi bakal tampil kinclong tahun ini. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) memprediksi, penjualan obat nasional hingga akhir tahun ini mencapai Rp 38 triliun. Jumlah ini tumbuh 12% dari perolehan tahun 2009 yang sebesar Rp 34 triliun.

GPFI juga memprediksi, penjualan obat tahun depan tumbuh 12% dari perolehan tahun ini, atau mencapai Rp 42 triliun. Penjualan sebanyak itu didapat oleh 200 perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia.

Khusus untuk tahun ini, penjualan obat resep atau ethical menyumbang cukup besar terhadap total penjualan.

GPFI mencatat, penjualan obat ethical mencapai Rp 22 triliun. Sedangkan sisanya berasal dari obat over the counter (OTC) alias obat yang dijual bebas. "Harga obat generik yang tidak turun memicu omzet yang baik," kata Sjamsul Arifin, Ketua Majelis Pembina Kode Etik GPFI, sekaligus Presiden Direktur PT Kimia Farma, akhir pekan lalu.

Faktor lain yang mendorong tumbuhnya penjualan obat adalah terus bertambahnya infrastuktur kesehatan seperti rumah sakit dan poliklinik. Meningkatnya jumlah usia lanjut dan maraknya bencana alam juga turut mengerek penjualan obat. Selain itu, banyak pula obat-obatan yang masa patennya berakhir sejak 2008 lalu.

Direktur Utama PT Kalbe FarmaVidjongtius mengakui, kinerja industri farmasi kian cemerlang tahun ini. Melihat pasar yang terus tumbuh, Kalbe pun kian gencar menggarap pasar obat di dalam negeri. Itu sebabnya, Kalbe kini fokus mengincar bisnis distribusi obat hingga ke daerah-daerah.

Tahun ini, misalnya, Kalbe baru meresmikan cabangnya yang baru di Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, dan Papua. Saat ini, Kalbe memiliki 65 cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. "Tahun depan, kami menargetkan hingga 70 cabang lagi, dan mulai mengincar pasar di daerah," tutur Vidjongtius.

Strategi yang ditempuh PT Soho Industri Pharmasi lain lagi. Perusahaan ini memilih lebih fokus menggarap pasar obat herbal dan bersaing dengan pasar obat non ethical.
Hendrianto Lukas, Managing Director Soho, mengatakan, untuk menggarap obat herbal, perusahaannya tak bergantung kepada bahan impor. "Rencananya, kami akan berekspansi dengan membuat apotek khusus obat-obatan herbal," ujar Lukas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×