kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tahun ini rugi, SCPI optimistis untung tahun depan


Selasa, 09 Desember 2014 / 16:37 WIB
Tahun ini rugi, SCPI optimistis untung tahun depan
ILUSTRASI. Pendorong kenaikan harga bitcoin adalah beberapa perusahaan mengajukan proposal peluncuran ETF bitcoin spot.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (Merck Sharp Dohme) hingga akhir September 2014 lalu masih mengalami kerugian pada kinerjanya. Biarpun begitu, jajaran direksi optimistis, pada tahun depan, emiten yang memiliki kode saham SCPI ini bisa tumbuh positif dan mampu meraih laba.

Seperti diketahui, hingga akhir September 2014, perusahaan dengan kode emiten SCPI ini telah berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 691,17 miliar atau meningkat sebesar 141,77% dari penjualan tahun lalu yang mencapai Rp 285.87 miliar. Perseroan juga berhasil meningkatkan laba kotor sebesar 44,66% menjadi Rp 97,72 miliar dari kuartal III tahun lalu yang mencapai Rp 67,55 miliar.

Akan tetapi, pendapatan laba usaha masih mengalami kerugian sebesar Rp 8,71 miliar. Kendati demikian, bila dibandingkan kuartal III tahun lalu, laba usaha SCPI masih mengalami peningkatan sebesar 93,8% dari periode yang sama tahun lalu yang merugi sebesar Rp 140,7 miliar. Laba bersih juga mengalami peningkatan sebesar 91% dibanding kuartal III tahun lalu yang merugi Rp 112 miliar menjadi rugi Rp 9,98 miliar pada kuartal III tahun ini.

Direktur SCPI, Novian Zein mengatakan kerugian yang diderita oleh SCPI merupakan imbas dari investasi besar yang dilakukan pada 2012 lalu. Saat itu, perseroan mengeluarkan dana investasi sebesar US$ 21 juta untuk mendirikan pabrik obat baru di daerah Pandaan, Jawa Timur. Selain itu, perusahaan juga menghabiskan dana investasi untuk melakukan ekspansi bisnis ke beberapa kota lapis kedua di seluruh Indonesia.

Untuk itu, pada tahun depan perseroan lebih optimis bisa memperoleh laba karena sudah tidak lagi dibebani oleh investasi yang besar. "Pada tahun ini saja, investasi pabrik baru sudah mendatangkan hasil terhadap penjualan. Pada 2015 kami ingin bisa lebih positif sehingga bisa memperoleh laba," ujar Novian.

Perseroan pun hanya berencana menganggarkan belanja modal yang cukup kecil pada tahun ini bila dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Novian bilang, biaya investasi rutin yang akan dikeluarkan oleh perseroan pada tahun depan hanya berkisar US$ 2 juta hingga US$ 3 juta yang akan digunakan untuk perbaikan dan perawatan mesin yang sudah ada.

Dengan cara tersebut diharapkan akan ada peningkatan produksi obat-obatan yang terus meningkat. SCPI sendiri menargetkan jumlah volume produksi bisa meningkat 3 kali lipat menjadi 6 juta obat-obatan pada tahun depan. Tahun ini, SCPI berencana bisa memproduksi 2 juta obat-obatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×