kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.435   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.141   34,56   0,49%
  • KOMPAS100 1.040   6,83   0,66%
  • LQ45 812   5,50   0,68%
  • ISSI 225   1,86   0,83%
  • IDX30 424   3,56   0,85%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 117   0,83   0,71%
  • IDXV30 122   2,00   1,67%
  • IDXQ30 139   1,66   1,21%

Tahun politik, Aprindo berharap pertumbuhan ritel capai dobel digit


Kamis, 11 Januari 2018 / 17:25 WIB
Tahun politik, Aprindo berharap pertumbuhan ritel capai dobel digit
ILUSTRASI. Ilustrasi daya beli - diskon belanja ritel - pusat perbelanjaan


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri ritel bisa mendapatkan angin segar di tahun politik 2018. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memprediksi, pada tahun ini pertumbuhan ritel bisa menyamai pertumbuhan ritel sepanjang 2016.

Roy N. Mandey, Ketua Umum Aprindo menyatakan, meskipun industri ritel berpotensi tumbuh di tahun ini tapi masih mengalami perlambatan. Perubahan perilaku konsumen serta produktivitas yang diharapkan oleh masyarakat menengah ke bawah menjadi di antara penyebabnya. Selain itu juga dipengaruhi oleh keinginan dari pelaku usaha ritel untuk mengubah bisnis model seperti merelokasi usaha.

“Proyeksinya kami harapakan 2018 ini minimal sama dengan 2016 dengan pertumbuhan 9%. Pada 2017 pertumbuhan ritel antara 7%-7,5 %. Tidak menutup kemungkinan tumbuh dobel digit untuk pertama sekali setelah 3-4 tahun yang lalu yaitu 10%,” kata Roy kepada Kontan.co.id pada Kamis (11/1).

Roy bilang pada tahun politik ini, sektor ritel makan dan minuman serta ritel pakaian bakal terkena imbas positif. “Kami optimistis ada penambahan kapasitas makanan dan minuman. Ketika ada edukasi program dan kampanye pasti masyarakat harus ada makanan dan minuman. Pakaian untuk atribut kampanye. Itu dapat dari sektor ritel moderen,” kata Roy.

Roy meminta adanya keberpihakan regulator karena bagaimanapun konsumsi rumah tangga yang mendominasi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56% adalah di sektor ritel.

“Belum ada relaksasi, bahkan kita masih menunggu regulasi dari 9 September 2015 mengenai RDTR (rencana detail tata ruang) Perpres 112 belum ada revisi sampai hari ini,” pungkas Roy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×