kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Taiwan bidik Indonesia untuk pindahkan pabrik petrokimia senilai US$ 20 miliar


Kamis, 07 April 2011 / 13:42 WIB
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan perbedaan Paspor Elektronik atau e-passport (kiri) dengan paspor biasa saat penerbitan Paspor Elektronik perdana di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (20/11/2019). Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai,


Sumber: AP | Editor: Rizki Caturini

TAIPEI. Pemerintah Taiwan berencana akan memindahkan lokasi pembangunan kompleks petrokimia di Taiwan ke luar negeri. Menteri Ekonomi Taiwan Shih Yen-hsiang menyatakan, pihaknya membidik daerah-daerah di Malaysia dan Indonesia untuk membangun pabrik yang membutuhkan biaya sekitar US$ 20 miliar itu.

Sejatinya, pabrik petrokimia untuk penyulingan minyak mentah dan memproduksi etilena di daerah Changhua, Taiwan telah terhenti selama lima tahun, setelah gagal melewati serangkaian tes lingkungan.

Para penduduk sekitar menyatakan, kompleks tersebut bakal menyebabkan kepunahan beberapa hewan seperti lumba-lumba yang sering berkumpul di perairan sekitar Changhua.

The Kuokuang Complex, yang menjadi proyek kerjasama Chinese Petroleum Corporation Taiwan dan beberapa investor itu, akan di jalankan di daerah Changhua. Pabrik ini dijadwalkan untuk menggantikan fasilitas pabrik yang telah tua dan akan ditutup tahun 2015 mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×