kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Taiwan bidik pasar smart city di Indonesia


Minggu, 14 Mei 2017 / 20:42 WIB
Taiwan bidik pasar smart city di Indonesia


Reporter: M. Ghiffari L. Alif P. | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Produk maupun solusi internet of things ( IOT) tidak dipungkiri sendang kencang kencangnya masuk ke pasar Indonesia. Sama halnya dengan apa yang dilakukan oleh Taiwan. Sebagai salah satu negara yang memproduksi produk dan komponen ICT secara besar besaran, Taiwan juga menjadikan Indonesia sebagai target pasarnya.

Tony Lin, Deputy Excecutive Director TAITRA mengatakan, produsen IOT di Taiwan sedang menargetkan Indonesia sebagai pasar yang dituju dengan produk andalan yang akan dibawa adalah skema atau solusi terkait smart city and smart living dan target utamanya adalah e-ticketing untuk penggunaan transportasi umum dan transaksi sehari hari. “Kami akan mengupayakan untuk menyediakan apapun yang diminta oleh pemerintah Indonesia terkait implementasi smart city and smart living,” paparnya di ajang Taiwan Expo 2017 di JCC, Jakarta (12/5).

Namun menurut Tony, untuk skema e-ticketing yang menjadi kendala adalah bagaimana menyeragamkan metode pembayaran yang melibatkan banyak bank dan layanan transportasi yang menyebar di seluruh Indonesia. Karena seperti yang kita tahu, bahwa setiap instansi atau perusahaan pastilah memiliki regulasi dan aturan yang berbeda. Kembali pihak Taiwan masih harus menunggu keputusan kerjasama apa yang akan diberikan oleh pemerintah Indonesia.

IOT di Taiwan sendiri adalah segmen teknologi yang dikembangkan sejak 1999 sampai dengan hari ini. Jika melihat rekam jejak produsen IOT Taiwan dengan negara di Asia-Pasifik, maka akan ditemukan bahwa tren pendapatan bisnis ini akan terus naik sebesar 13,7% sampai dengan tahun 2020. Dan tentu saja yang menjadi andalan adalah produk IT dan Smart City Development.

Sependapat dengan Tony, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS) Soegiharto Santoso bilang, yang dibutuhkan untuk Indonesia hari ini adalah implementasi smart city, e-commerce dan digital agent. Sebab, alat dan produk saja tidak cukup, melainkan harus juga disediakan orang orang yang mengoprasikannya. “Tentu kita membutuhkan produk dan solutions dari produsen Taiwan, tapi juga harus dibarengi dengan tenaga kerjanya, karena Indonesia masih butuh waktu untuk belajar, ya seperti masa transisi,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Ia juga mengatakan bahwa dengan melihat kebutuhan Indonesia saat ini, maka rasanya pas bagi produsen IOT Taiwan untuk masuk ke pasar Indonesia.

Salah satu Industri IT besar di Taiwan, Acer, juga tidak mau tinggal diam. Sebagai salah satu pemain lama di pasar Indonesia, Acer ingin memaksimalkan suplai produk ke pasar Indonesia. “Acer masuk di tiga segmen utama, seperti hardware, software dan service,”  ungkap Roger Wu, Business Dvelopment Manager of Asia Pacific Acer Cloud Technology.

Roger Wu juga menyampaikan bahwa yang dibawa oleh Acer ke Indonesia bukan lagi IOT melainkan IOB atau internet of beings. Ia mengklaim setiap produk Acer adalah produk yang memiliki kecerdasan mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×