kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambah lahan, Jababeka (KIJA) anggarkan belanja modal sekitar Rp 200 miliar tahun ini


Kamis, 11 Februari 2021 / 20:54 WIB
Tambah lahan, Jababeka (KIJA) anggarkan belanja modal sekitar Rp 200 miliar tahun ini
ILUSTRASI. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) berencana menambah lahan tahun ini.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) berencana menambah lahan tahun ini. KIJA berencana menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar Rp 200 miliar dari kas internal perusahaan.

Sekretaris Perusahaan KIJA, Mulyadi Suganda mengatakan, penambahan lahan akan diutamakan untuk menambah lahan eksisting di Cikarang dan Kendal. Jumlah luas lahannya akan bergantung pada harga pembelian lahan yang didapat.

“(Akuisisi lahan) untuk melengkapi lahan yang sudah ada agar menjadi suatu hamparan,” kata Mulyadi kepada Kontan.co.id, Kamis (11/2).

Sedikit informasi, saat ini KIJA telah memiliki persediaan lahan atawa land bank di sejumlah wilayah.  Mengutip materi paparan publik KIJA pada Desember 2020 lalu, KIJA tercatat memiliki land bank di Kota Jababeka-Cikarang, Kendal Industrial Park-Jawa Tengah, Tanjung Lesung-Banten, dan Morotai-Maluku Utara.

Baca Juga: Simak rekomendasi emiten kawasan industri berikut

Secara terperinci, pembagian land bank KIJA berdasarkan lokasi meliputi 1.245 hektar (ha) di  Kota Jababeka-Cikarang, 552 ha di Kendal Industrial Park, 1.496 di Tanjung Lesung-Banten, dan 1.794 ha di Morotai-Maluku Utara per 30 September 2020 lalu. Dengan demikian, total land bank KIJA mencapai 5.087 ha per 30 September 2020 lalu.

Model bisnis KIJA terdiversifikasi ke dalam 3 pilar bisnis, yaitu pengembangan lahan atawa land development dengan produk industri (tanah matang atau tanah dan bangunan pabrik), residensial, dan komersialnya, bisnis leisure, serta bisnis infrastruktur yang menghasilkan pendapatan berulang atau recurring revenue.

Harapan KIJA, perbaikan iklim bisnis bisa terus berlanjut di tahun 2021 seiring dengan adanya sejumlah katalis positif seperti program vaksinasi, produk hukum Omnibus Law, serta kegiatan ekonomi yang sudah berangsur membaik di tengah adaptasi new normal. KIJA sendiri sudah melihat adanya tren pertumbuhan permintaan memasuki paruh kedua tahun lalu.

Hal ini tercermin dari  pendapatan pra penjualan atau marketing sales KIJA yang meningkat secara semesteran. Menurut catatan Mulyadi, KIJA berhasil menciptakan marketing sales sekitar Rp 644 miliar di sepanjang paruh kedua tahun 2020, meningkat  sekitar 2,5 kali lipat dibanding perolehan marketing sales KIJA dibanding semester sebelumnya.

Sebanyak 66,5% dari perolehan tersebut disumbang oleh marketing sales dari produk industri berupa (tanah matang atau tanah dan bangunan pabrik), sedang sisanya berasal dari segmen perumahan/komersial dan lain-lain.

Sebagai pembanding, KIJA mencatatkan marketing sales sekitar Rp 255 miliar Pada sepanjang paruh pertama tahun lalu. Secara terperinci, perolehan marketing sales tersebut berasal  dari marketing sales produk industri dengan porsi 36% serta segmen perumahan/komersial dan lainnya dengan porsi sekitar 64%.

“Kami bersyukur perseroan memiliki model bisnis Jababeka yang holistik dengan 3 pilar, yaitu land development dan leisure serta bisnis infrastruktur yang menghasilkan recurring revenue sehingga dapat menopang volatilitas bisnis properti. Dengan demikian diharapkan Perseroan dapat menghadapi tahun 2021 dengan baik di tengah tantangan pandemi Covid-19,” tutur Mulyadi.

Selanjutnya: Simak saham-saham yang masuk daftar efek transaksi margin Februari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×