kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Tanpa pabrik di Indonesia, tak bisa gabung AISI


Senin, 19 September 2016 / 13:54 WIB
Tanpa pabrik di Indonesia, tak bisa gabung AISI


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia atau AISI, merupakan wadah yang menaungi produsen kendaraan roda dua di Indonesia. Konsorsium ini juga yang nantinya bakal jadi mediator, antara pebisnis sepeda motor tersebut dengan pemerintah, sebagai pembuat regulasi.

Namun ternyata, tidak semua merek sepeda motor yang ada di Indonesia, ada di bawah payung AISI. Dari beragam merek, yang asalnya dari Jepang, China, Eropa, India, dan Amerika, hanya ada lima yang menjadi anggota, seperti Honda, Yamaha, Kawasaki, Kanzen, Suzuki, dan TVS.

Mengapa begitu?

Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosisasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) mengiyakan, kalau tidak semua merek menjadi anggota AISI. Dirinya mengatakan, ada syarat khusus yang ditetapkan, salah satunya adalah memiliki pabrik di Indonesia.

“Syarat utama kami yaitu memiliki pabrik terlebih dahulu. Karena, ide dari pendirian ini juga agar para produsen ingin berinvestasi di Indonesia,” ujar Sigit saat berbincang dengan KompasOtomotif, Minggu (29/8).

Sigit melanjutkan, tentunya dengan investasi, dapat memberikan efek positif di dalam negeri, di antaranya terbuka lapangan pekerjaan. “Jadi bakal repot kalau kita hanya jadi negara pengimpor saja,” ujar Sigit.

Dalam setiap kegiatannya, tentu  AISI akan lebih memprioritaskan segala kebutuhan dan keinginan anggota, dibanding dengan yang bukan. Ini bisa merangsang merek-merek yang belum memiliki pabrik, segera berinvestasi di Indonesia. (Ghulam Muhammad Nayazri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×