Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Battery Corporation (IBC) telah mengambilalih sebagian kepemilikan Saham PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) di PT Wika Industri Manufaktur (WIMA).
Hal ini diwujudkan melalui Penandatanganan Perjanjian Jual-Beli Saham/Sales and Purchase Agreement (SPA) WIMA sebagai produsen motor listrik GESITS.
Dengan terjalinnya sinergi antara IBC dan WIKON, keduanya optimis dapat merealisasikan pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia dan menguasai pangsa pasar di atas 20%.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan proses pengambilalihan saham WIMA merupakan langkah IBC I dalam mengakselerasi pembentukan ekosistem kendaraan listrik nasional yang terintegrasi dengan industri baterainya.
Sinergi kedua perusahaan diyakini sebagai perpaduan yang tepat. Di mana WIKON sebagai perusahaan yang telah lama bergerak di industri autoparts serta menjadi produsen dari Motor Listrik GESITS.
Baca Juga: Hampir Tutup Tahun 2022, Begini Kelanjutan Rencana Akuisisi Gesits oleh IBC
Sementara IBC sebagai Holding Industri Baterai Kendaraan Listrik yang didirikan oleh MIND ID, PT Pertamina Power Indonesia, PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk.
Peningkatan kualitas terhadap GESITS juga dilakukan dengan mengembangkan partnership dengan mitra-mitra strategis, termasuk dengan membangun partnership dengan produsen otoparts.
“Sehingga diharapkan TKDN GESITS yang kini sudah mencapai 47% dapat naik mencapai 60%. Apalagi kapabilitas perakitan baterai kendaraan listrik dalam negeri turut terintegrasi oleh IBC,” jelas Toto dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (15/12).
Lebih lanjut, Toto menyampaikan kolaborasi antara WIKON dan IBC dilakukan dengan mendorong
GESITS sebagai platform kendaraan motor listrik roda dua yang terintegrasi dengan end to end value chain EV battery dan EV Ecosystem dari hulu ke hilir.
Baca Juga: Ini Perkembangan Terkini 5 Proyek Strategis Nasional (PSN) di Bawah MIND ID
Termasuk juga pemanfaatan jaringan yang dimiliki oleh grup BUMN yang menaungi IBC untuk pengembangan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik (charging station maupun battery swapping station). Hal ini Sejalan dengan Komitmen Pemerintah untuk mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, yakni 2 juta unit motor listrik di tahun 2025.
“Maka dampak dari penggunaan kendaraan listrik tersebut mengurangi emisi CO2 hingga 8,25 juta ton CO2 per tahun dan potensi pengurangan impor BBM mencapai 7,6 juta barel per tahun,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News